Admin : AA H. RONY KP.SABRANG, JAWILAN - SERANG - BANTEN 42177.Telp. +6281280485019 (Indonesia) dan +967715138399 (Yemen).
بـــسـم الله الرحمن الرحيم السّـلام عليكم ورحمة الله وبركاتـه بعد تحــية وبعــد ...... شهر رمضان المبارك والمعظم === أبعث لسعادتكم === بأخلص التهاني وأطيب التمنيات والأماني بالشهر الفضيل, تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم, قيامنا وقيامكم... سائلين الله أن يعيده علينا وعليكم بالصحة والسعادة وأن يجعل الله العلي القدير هذا الشهر عليكم مباركا خيرا ويمنا.. وعلى أمتنا الإسلامية تقدما وازدهارا... وكل عام وأنتم والجميع بخير ولكم مني جزيل الشكر والتقدير وجزاكم الله الخير. والسّـلام عليكم ورحمة الله وبركاته أخوكم في الله الحاج بكراني لاتار
AA H. RONY DAN KELUARGA BESAR DI SABRANG SERTA SELURUH MASYARAKAT JAWILAN MENGUCAPKAN "SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1434 H SEMOGA KITA BISA MENJADI LEBIH BAIK DI HARI-HARI YANG AKAN DATANG"

CONTOH-CONTOH MATI MENGENASKAN

CONTOH-CONTOH MATI
MENGENASKAN

Orang-Orang yang Aman dari Penderitaan
Hati yang kosong dari ras takut kepada Allah Ta’ala terancam mati mengenaskan (su’ul khatimah), sebab rasa takut memotivasi orang untuk selalau bertauban dan membersihkan diri dari semua kotoran yang mungkinh masuk kepadanya saat ia lengah. Juga mendorongnya menambah pundi-pundi amal shalihnya. Sedang orang yang merasa aman dan terlalu bangga dengan perolehan amalnya, maka biasanya ia malas, suka menunda pengerjaan amal shalih, dan wara’-nya minim, sebab sangat mengandalkan ampunan dan maaf Allah Ta’ala. Karena itu, Hatim Al-Aham berkata, “Barangsiapa hatinya tidak ingat empat bahaya, ia tertipu dalam kemungkinan celaka.

Pertama, bahaya Hari Akhirat saat ia berkata, ‘Mereka masuk surga dan aku tidak peduli. Mereka masuk neraka ada aku tidak peduli. Ua tidak tahu masuk ke kolompok yang mana.
Kedua, ketiika ia diciptakan di tiga kegegalapan. Saat itu, para malaikat memanggil orang-orang celaka (penghuni neraka) dan orang-orang bahagia (penghuni surga) ia tidak tahu apakah dirinya masuk dalam kelompok orang-orang celaka atau orang-orang bahagia.
Ketiga, saat hari pengumuman status setiap orang. Ia tidak tahu apakah mendapat berita gembira keridhaan Allah kepadanya atau kemurkaan Allah kepadanya.
Keempat, saat manusia muncul secara bergelombang. Ia tidak tahu harus berjalan di jalan kelompok yang mana?”

Ketakuatan Orang-Orang Shalih
Orang-orang shalih tidak merasa “aman” seperti orang-orang diatas. Rasa takut mencabik-cabik hati orang-orang shalih dan membuat mata mereka banjir airmata. Yang paling mereka takuti ialah su’ul khatimah. Sufayan Ats-Tsauri kalut memikirkan status dirinya dan su’ul khatimah. Pada suatu hari, ia menangis, lalu berkata, “Aku takut tertulis di Lauh Mahfudz sebagai penghuni neraka. “Ia menangis lagi, lalu berkata, “Aku takut iman dicabut dariku saat beriman.”
Malik bin Dinar berdiri semalam suntuk dengan memegang jenggotnya sambil berkata, “Tuhanku, engkau tahu siapa penghuni surga dan siapa penghuni neraka. Kira-kira di manakah tempat Malik bin Dinar kelak?”

Cengkraman Setan pada Manusia
Karena kuatnya rasa takut orang-orang shalih pada su’ul khatima, setan berusaha mengeluarkan mereka dari Islam pada detik-detik akhit kehidupan mereka. Tapi, Allah Ta’ala membuat mereka tegar, dengan kalimat kokoh (laa ilaaha illallah) dan setan pun gagal menjinakan mereka.
Abdullah bin Ahmad bin Hambal berkata, “Aku hadir di detik-detik akhir kehidupan ayahku. Aku memegang secarik kain untuk mengikat jenggot ayah. Ayah tak sadarkan diri, lalu siuman. Ia berkata dengan isyarat, “Tidak. Tidak.’ Ayah berbuat seperti berulang kali. Aku berkata kepada ayah, ‘Ayah, apa yang terlihat oleh ayah?’ ayah menjawab, ‘Setan berdiri di sandalku dan menggigit jari-jari kakiku, sambil berkata, Ahmad, engkau telah mengalahkanku.’ Aku katakan kepadanya, ‘Tidak. Tidak,’ hingga aku mati nanti.”

Dikatakan kepada Abu ja’far alias Ahmad Al-Qurthubi di saat-saat terakhir hidupnya, “Katakanlah, ‘Laa ilaaha illallah’.” Abu Ja’far alias Ahmad Al-Qurthubi menjawab, ‘Tidak. Tidak.’ Ketika ia siuman dan hal itu diceritakan kepadanya, ia berkata, ‘Dua setan datang kepadaku. Satu di sebelah kananku dan satu lagi di sebelah kiriku. Salah satu dari dua setan itu berkata kepadaku, ‘Matilah dalam keadaan beragama Yahudi, karena Yahudi agama terbaik.’ Setan satunya berkata, ‘Matilah dalam keadaan memeluk agama Kristen, karena Kristen agama terbaik.’ Aku katakan kepada kedua setan itu, ‘Tidak. Masak ini yang kalian berdua katakan kepadaku?”

Kematian Menyakitkan
Kisah-kisah su’ul khatimah yang didengar dan disaksikan langsung oleh orang-orang shalih membuat mereka semakin takut dan meningkatkan persiapan menghadapi akhirat. Di antara kisah ini ialah kisah yang diriwayatkan Ibnu Rajab dari Abdul Aziz bin Abu Rawad yang berkata, “Aku saksikan seseorang diajari mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah, pada akhir kehidupannya. Tapi, ucapannya terakhir malah, ‘Ia mengingkari apa yang Anda katakan.’ Akhirnya, ia meninggal dunia dalam keadaan seperti itu. aku tanya perihal orang itu, lalu mendapat informasi bahwa orang itu pecandu minuman keras. Takutlah dosa, karena dosa itulah yang mencelakakannya.”

Al-Qurthubi meriwayatkan kisah di buku At-Tadzikarah dari Ar-Rabi’ bin Sabrah bin Ma’bad Al-Juhani –ahli ibadah dari Bashrah- yang berkata, “Aku bertemu sejumlah orang di Syam dan dikatakan kepada seseorang, ‘Hai di Fulan, ucapkan kalimat laa ilaaha illallah.’ Orang itu menjawab, ‘Minumlah dan beri aku minuman.’ Dikatakan kepada seseorang di Al-Ahwaz, ‘Katakanlah laa ilaaha illallaha.’ Orang itu menyahut, ‘Tambah terus.’ Maskudnya, sebelas, dua belas. Semasa hidupnya, kedua orang pegawai itu. ia masih sibuk menghitung dan menimbang di saat-saat terakhir hidupnya.”

Ibnu Al-Qayyim mengisahkan kisah orang-orang yang hendak meninggal dunia di bukunya, Al-Jawab Al-Kafi. Di antara kisah tersebut ialah kisah berikut ini, “Dikatakan kepada seseorang, ‘Ucapkan laa ilaaha illallah.’ Orang itu menjawab, ‘Aaah. Aku tidak dapat mengucapkannya.’ Dikatakan kepada orang lain, ‘Ucapkan laa ilaaha illallah.’ Orang itu menjawab, ‘Bidak ini dan itu. engkau kalah.’ Usai berkata seperti itu, orang tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.”

Dikatakan kepada seseorang, “Ucapkan laa ilaaha illallah.” Orang itu malah menyanyikan lagu, hingga meninggal dunia. Hal yang sama dikatakan kepada orang lain, lalu ia menjawab, “Apa yang Anda katakan tidak banyak bermanfaat bagiku. Tidak ada kemaksiatan yang aku kerjakan.” Usai berkata seperti itu, orang itu meninggal dunia, tanpa mengucapkan laa ilaaha illallah. Ucapan yang sama dikatakan kepada orang lain, lalu ia berkata, “Kalimat itu tidak berguna bagiku. Aku tidak tahu apakah aku pernah shalat karena Allah?” orang itu gagal mengucapkan laa ilaaha illallah. Ucapan yang sama dikatakan kepada orang lain, lalu ia menjawab, “Sebenarnya, aku ingin sekali mengucapkan kalimat itu. tapi, setiapkali aku hendak mengucapkannya, lidahku terkunci.”

Kita Berdoa minta Ketegaran Kepada Allah
Kisah-kisah di atas mendorong kita mengucapkan berulang-ulang doa yang dulu sering dibaca orang yang dijamin masuk surga, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, seperti diriwayatkan At-Tirmidzi,

“Wahai Dzat yang membolak-balik hati, kokohkan hatiku tetap berada di atas agamamu.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi).

Orang yang ingin tegar harus berusaha, sebab Allah Ta’ala tidak merubah kondisi suatu masyarakat, hingga mereka sendiri yang merubah diri mereka.

0 komentar:

=============================================================
SOBAT SILAHKAN KIRIMKAN TULISAN ANDA DI KISAH JAWILAN
=============================================================
Nama
Email
No HP
Belajar
Judul
Kategori
Tulisan
Pesan

kirimkan Photo Penulis ke email : bakronilatar@yahoo.co.id Terimakasih Telah Berpartisipasi Tulisan di Kisah Jawilan, setelah mengirimkan tulisan mohon sms ke aa Rony di +6281280485019


=======================================================================
Komentar Terbaru
VISITOR KISAH JAWILAN MOHON TINGGALKAN PESAN DISINI

Mari Gabung Disini !!!

KISAH JAWILAN DAN NEGERI SABA' © 2008 Por A H.RONY