Admin : AA H. RONY KP.SABRANG, JAWILAN - SERANG - BANTEN 42177.Telp. +6281280485019 (Indonesia) dan +967715138399 (Yemen).
بـــسـم الله الرحمن الرحيم السّـلام عليكم ورحمة الله وبركاتـه بعد تحــية وبعــد ...... شهر رمضان المبارك والمعظم === أبعث لسعادتكم === بأخلص التهاني وأطيب التمنيات والأماني بالشهر الفضيل, تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم, قيامنا وقيامكم... سائلين الله أن يعيده علينا وعليكم بالصحة والسعادة وأن يجعل الله العلي القدير هذا الشهر عليكم مباركا خيرا ويمنا.. وعلى أمتنا الإسلامية تقدما وازدهارا... وكل عام وأنتم والجميع بخير ولكم مني جزيل الشكر والتقدير وجزاكم الله الخير. والسّـلام عليكم ورحمة الله وبركاته أخوكم في الله الحاج بكراني لاتار
AA H. RONY DAN KELUARGA BESAR DI SABRANG SERTA SELURUH MASYARAKAT JAWILAN MENGUCAPKAN "SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1434 H SEMOGA KITA BISA MENJADI LEBIH BAIK DI HARI-HARI YANG AKAN DATANG"

Saling Berbagi Nasehat

eramuslim - Saat-saat yang paling berbahagia bagi seorang perantau adalah, saat-saat dimana kita akan kembali, pulang ke kampung halaman. Kita akan bertemu kembali dengan udara segar yang lama ditinggalkan. Kita akan mencium lagi bau tanah leluhur yang tak pernah kita lupakan. Kita akan bertemu dengan sanak saudara, ayah ibu, kawan sepermainan dan yang lain lagi. Dan tentunya kita akan meluapkan segala kerinduan yang telah lama kita pendam.
Paling tidak, itulah yang terpancar dari wajah kawan saya. Seorang laki-laki muda, berpostur tubuh tinggi besar. Ia akan pulang ke kampung halamannya, di tepian sungai Bengawan Solo, tempat dimana banyak ditemukan manusia purba, seperti pithecantrophus erecthus.
Saya tidak bisa mengantarkannya sampai lapangan terbang. Karena terjerat pekerjaan yang begitu banyak. Saya hanya ikut membantu mengemaskan barang-barang yang akan dibawanya pulang. Agar jangan sampai ada yang tertinggal.
Mobil yang membawanya meninggalkan saya. Ada lambaian terahir yang ia berikan pada saya. Saya pun membalas sambil bergumam. Entah kapan lagi saya bisa bertemu dengannya. Lambaian seorang anak muda yang selama setahun bergaul dengan saya, telah menumpahkan segala keluh kesahnya kepada saya. Dan saya pun sebaliknya. Sering 'curhat' atas segala permasalahan yang sedang menimpa diri saya.
Satu yang tak bisa saya lupakan adalah, ketika ia bertutur terus terang pada saya, bahwa, ia telah lima tahun lebih membenci ibunya. Ibu yang melahirkannya ke dunia ini. Sejak ia mengungkapkan kata 'benci' itulah saya makin tertarik dengan episode hidup laki-laki ini. Baru kali ini saya mendengar seseorang yang dengan jujurnya mengatakan seperti itu.
Dulu, ketika SD, saya hapal betul dengan legenda si Malin Kundang dari sumatera Barat. Sosok laki-laki yang tidak lagi mengakui ibunya setelah ia jadi orang sukses. Dan akibat dari kesemuanya itu ia terkena azab dari Yang Maha Hidup. Tapi, sekarang saya betul-betul bertemu dengan sosok yang mirip-mirip tokoh legenda dari Padang itu. Sebagai sesama muslim, saya punya kewajiban untuk mengingatkan. Atau minimal mengatakan, bahwa perbuatan itu sangat tidak baik. Apalagi menurut Islam, betapa agungnya sosok ibu di mata seorang anak. Sehingga, jangankan membenci, berkata kotor saja, sudah termasuk larangan Allah SWT.
Saya bukan ustadz, sehingga saya tidak bisa menunjukan nash-nash secara detil tentang hukum seseorang yang tidak berbakti pada ibunya. Saya juga bukan kyai yang bisa memberikan nasehat sejuk pada laki-laki yang sedang ada pada jalur yang kurang benar ini. Yang bisa saya lakukan adalah mencoba untuk menelusuri, kenapa ia bisa bersikap begitu kepada sang ibu. Tak mungkin ada asap, tak ada baranya, pikir saya.
Ia termasuk anak cerdas di keluarganya. Dari SD sampai STM, ia selalu punya ranking papan atas, walaupun tak selalu nomor satu. Kekecewaan hidupnya dimulai sejak ia dengan mata kepalanya sendiri, melihat ibunya sekamar berdua dengan laki-laki lain, selain bapaknya. Dan lebih kecewa lagi, laki-laki yang masuk kamar pribadi ibunya adalah suami adik bapaknya. Astaghfirullah!
Sejak itu, ia menabuh genderang perang dengan sang ibu. Ibunya telah mengkhianati bapaknya, dia sendiri, dan adik-adiknya. Peristiwa itu membuat ibunya lari bersama laki-laki itu, setelah sebelumnya cerai dengan bapaknya.
Itu sedikit sejarah hidupnya, yang ia tumpahkan selama satu tahun hidup bersama dengan saya. Saya pun sebagai manusia, tak lepas dari apa yang namanya problema hidup. Setelah dia mengeluhkan banyak hal pada saya, saya pun menumpahkan segala masalah padanya. Kami saling 'curhat' setelah makan, atau menjelang tidur. Sekedar untuk melepaskan beban pikiran yang berat. Itu berlangsung rutin. Sampai pada ahirnya, ia paham betul dengan apa yang sedang saya hadapi saat ini. Yang intinya adalah, saya sangat berat menghadapi situasi bekerja yang tidak mengikuti aturan buruh yang diterapkan pemerintah. Disamping jam kerja yang sangat panjang, juga perangai majikan yang makin lama tak pernah menampakkan perubahan ke arah kebaikan.
Sehingga beberapa waktu menjelang ia meninggalkan saya, kami saling berbagi nasehat. Ia menasehati saya, agar sabar dan tabah menghadapi situasi kerja dan kekerasan majikan.
"Kang, pindah bekerja di tempat lain, bukan jaminan untuk menemukan tempat bekerja dan majkan yang sesuai dengan keinginan. Pulang kampung, juga bukan jalan yang terbaik. Sebab liku-liku berangkat bekerja di luar negri sangat banyak dan kamu telah merasakannya sendiri, yang sering membuat dada ini sakit. Jadi, satu-satunya cara adalah bersabar menghadapi kenyataan ini."
Rupanya, betul juga nasehat kawan saya ini. Diam-diam saya pun menyetujui dalam hati. Sebab ujung dari segala ujung permasalahan, kalau mau jadi ringan, kembalinya hanya kepada titik kesabaran.
Lantas, saya pun sedikit memberi nasehat padanya. Sebuah pesan agar segera dilaksanakan setelah sampai di tanah air. Karena permasalahan paling berat yang ia hadapi adalah permasalahan dengan ibunya, saya berpesan berkaitan dengan masalah tersebut.
"Seburuk apapun perbuatan yang pernah dilakukan oleh ibumu, jangan samapai kamu tenggelam dalam kebencian selama-lamanya. Kamu harus tetap mendoakan kebaikan untuknya. Bagaimanapun dia yang melahirkan, membesarkan dan tentu juga mendidik ketika kamu kecil. Jadi, sesampai di Jawa nanti, carilah ibumu sampai ketemu. Jika masih ada pada jalan yang kurang benar, berikan dia nasehat," kata saya padanya.
Jadi, sebelum kami berpisah, kami hanya bisa saling memberi nasehat saja. Tidak ada yang lain.
Tidak saya sangka sebelumnya, dua bulan kemudian, e-mail-nya datang kepada saya. Pendek, tapi cukup membuat hati saya gembira dan tersenyum simpul.
"Kang, saya sudah bertemu dengan ibu saya lagi. Saya sudah membicarakan beberapa hal dengannya. Dia menyetujui apa yang saya katakan. Dan saya juga sudah membayar zakat, dari hasil kerja saya di Brunei."
Kalimat itu terasa indah sekali bagi saya. Ternyata nasehat saya sudah dilaksanakan secepat itu. Ia dengan konsekuen telah menunaikan janjinya. Dan ia telah menemukan cintanya kembali kepada sang ibu, setelah sekian lama tenggelam dalam kebencian.
Namun tiba-tiba saya terbengong seperti kerbau ditinggal kawan-kawannya di sawah. Ya, bengong dan getir, karena nasehat dia terhadap saya belum sepenuhnya bisa saya laksanakan. Karena nasehat yang ia berikan membutuhkan konsekuensi kesabaran diri saya yang luar biasa. Sebab sepeninggalnya dari tempat bekerja kami, permasalahan menjadi makin berat. Dan membutuhkan kesabaran ekstra untuk menghadapinya. Sabar, tak semudah yang saya ucapkan. Sabar, butuh kekuatan batin untuk melaksanakannya. Akan tetapi nasehatnya cukup untuk memberi semangat pada diri saya, agar tetap tabah menghadapi segala permasalahan yang seolah tak kan kunjung selesai.
Walau demikian, saya tetap bersyukur pada-Nya. Sebab walaupun sangat kecil apa yang telah saya dan kawan saya lakukan, paling tidak ada sedikit perintah Allah SWT yang telah kami tunaikan. Yaitu tentang saling nasehat-menasehati antar sesama dalam kebaikan, kebenaran, kesabaran dan tentu juga dalam ketaqwaan. Meskipun jika dibandingkan dengan yang telah dikerjakan orang lain, mungkin tidak ada artinya sama sekali.
Brunei, Juni 2005
Sus Woyo
woyo72 at yahoo dot com


0 komentar:

=============================================================
SOBAT SILAHKAN KIRIMKAN TULISAN ANDA DI KISAH JAWILAN
=============================================================
Nama
Email
No HP
Belajar
Judul
Kategori
Tulisan
Pesan

kirimkan Photo Penulis ke email : bakronilatar@yahoo.co.id Terimakasih Telah Berpartisipasi Tulisan di Kisah Jawilan, setelah mengirimkan tulisan mohon sms ke aa Rony di +6281280485019


=======================================================================
Komentar Terbaru
VISITOR KISAH JAWILAN MOHON TINGGALKAN PESAN DISINI

Mari Gabung Disini !!!

KISAH JAWILAN DAN NEGERI SABA' © 2008 Por A H.RONY