Admin : AA H. RONY KP.SABRANG, JAWILAN - SERANG - BANTEN 42177.Telp. +6281280485019 (Indonesia) dan +967715138399 (Yemen).
بـــسـم الله الرحمن الرحيم السّـلام عليكم ورحمة الله وبركاتـه بعد تحــية وبعــد ...... شهر رمضان المبارك والمعظم === أبعث لسعادتكم === بأخلص التهاني وأطيب التمنيات والأماني بالشهر الفضيل, تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم, قيامنا وقيامكم... سائلين الله أن يعيده علينا وعليكم بالصحة والسعادة وأن يجعل الله العلي القدير هذا الشهر عليكم مباركا خيرا ويمنا.. وعلى أمتنا الإسلامية تقدما وازدهارا... وكل عام وأنتم والجميع بخير ولكم مني جزيل الشكر والتقدير وجزاكم الله الخير. والسّـلام عليكم ورحمة الله وبركاته أخوكم في الله الحاج بكراني لاتار
AA H. RONY DAN KELUARGA BESAR DI SABRANG SERTA SELURUH MASYARAKAT JAWILAN MENGUCAPKAN "SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1434 H SEMOGA KITA BISA MENJADI LEBIH BAIK DI HARI-HARI YANG AKAN DATANG"

Nilai Hakiki Do'a

Ada sebuah riwayat yang di ceritakan oleh ibnu husein, yang kiranya patut kita renungkan. Isinya tentang firman Allah SWT yang berbunyi.
“ Demi kemuliaan dan kebesaran-ku dan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan-ku di atas Arsy. Aku akan mematahkan orang yang berharap kepada selain aku dengan kekecewaan. Akan aku pakaikan kepadanya pakaian kehinaan di mata manusia.aku singkirkan dari dekat-Ku, lalu kuputuskan hubungan-Ku dengan nya.”
Mengapa ia berbarap kepada selain aku ketika dirinuya sedang berada dalam kesulitan padahal sesungguhnya kesulitan itu berda di tangan-Ku dan hanaya aku yang dapat menyingkirkan nya? Mengapa ia bewrharap selain aku demngan mengetuk pintu-pintu lain padahal pintu-pintu itu tertutup? Padahal hanya pintu-Ku yang terbuka bagi siapapun yang berdo’a memohaon pertolongan dari-Ku.
Siapakah yang pernah mengharapkan aku untuk mengharap kesulitannya lalu aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan aku karena dosa-dosanya yang besar, lalu akau putuskan harapannya? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu-Ku lalu tidak aku bukakan.
Aku telah mengadakan hubungannya lnagsung antara aku dengan angan –angan dan harapan seluruh mahkluk-kU akan tetapi mengapa meraka malah bersandar kepada selain aku? Aka telah menyediakan semua harapan hamba-hamba-Ku tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindungan-Ku.
Dan akupun telah memenuhi langit-Ku dengan para malaikat yang tidak pernah jemu bertasbih pada-Ku lalu aku perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara aku dan hamba-hamba-Ku. Akan tetapi, mengapa mereka tidak percaya pada firman-firman-Ku. Tidakkah mereka mengetahui bahwa siapapun yang ditimpa oleh bencana yang aku turunkan tiada yang dapat menyingkirkannya selain aku ? akan tetapi, mengapa aku melihat ia dengan segala angan –angan dan harapannya itu ,selalu berpaling dari-Ku? Mengapakah ia sampai tertipu oleh selain aku?
Aku telah memberikan kepadanya dengan segala kemurahan-Ku apa-apa yang tidak sampai harus ia minta. Ketika semua itu akan di cabut kembali darinya, lalu mengapa ia tidak lagi memintanya kepada-Ku untuk segera mengembalikannya, tetapi malah meminta pertolongan kepda selain aku?
Apakah aku yang memberi sebelum diminta, lalu ketika diminta tidak aku berikan? Apakah akau ini bakhil, sehingga dianggap bakhil oleh hamba-Ku? Tidakkah dunia dan akhirat itu semuanya milik-Ku? Tidaklah semua rahmat dan karunia itu berada ditangan-Ku? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu adalah sifat-Ku? ~
Tidakkah hanya aku tempat bermuaranya semua harapan dengan demikian , siapakah yang dapat memutuskan dari pada –Ku?
Apa pula yang di harapkan oleh orang-orang yang berharap andaikan aku berkata kepada semua penduduk langit dan bimi, mintalah kepada-Ku! Akupun lalu memberikan kepada masing-masing oranng pikiran apa yang terpikir pada semuanya.
Dan semua yang ku berikan itu tidak akan mengurangi kekayaan-Ku meskipun sebesar debu bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang sedangkan aku mengawasinya?
Sesungguhnya alangkah celakanya orang yang terputus dari rahmat-Ku. Alangkah kecewanya orang yang berlaku maksiat kepda-Ku dan tidak memperhatikan aku. Dan tetap nelakukan perbuatan-perbuatan yanga haram seraya tida malu kepada-Ku.”
Alangkah indah uraian firman Allah tersebut. Tetapi, mengapa kita selalu berpaling dari jaminan-Nya dan seolah tidak percaya akan pertolongan-Nya yang amat dekat?
Oleh karena itu,adalah sebuah tindakan yang bijak apabila saat ini kita mengevaluasi kembali hubungan kita dengan-Nya. Salah satunya komunikasi kita dengan berupa do’a. Apakah do’a itu? Adakah ia senantiasa kita ucapkan dalam shalat yangdilantunkan dengan penuh kekhusuan bahkan sampai berurai air mata? Sekeda itukah?
Do’a hakikatnya adalah penuntun kita untuk mengubah diri. Hidup kita tidaklah hitam-putih sebagaimana televisi zaman dahulu. Ia tidak pula sestatis laut mati, namun senantiasa bergerak, penuh dengan tantangan dan kebutuhan. Sebab memeng melalui kedua hal itulah Allah hendak menguji, mana hamba uyang tetap pada fitrah kesucian dan mana yang tidak.
Lewat runtutan musibah ini sebenarnya Allah Azza wa Jalla. Hendak memperbaiki kepribadian kita. Baiknya pribadi berawal dari perubahan diri , nah, perubahan diri inilah yang menjadi esensi sebenarnya dari do’a-do’a yang kita panjatkan.
Ibn Ath-Thahillah menuturkan dalam kitabnya yang terkenal Al-Hikam.
” Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu dari kebiasaanmu? Kita banyak meminta, banyak berharap kepada Allah, tapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sampai menilai diri sendiri. Padahal kalau kita meminta dan berakibat kita mengubah diri, maka Allah akan memberi apa yang kita minta, karena sebetulnya do’a itu adalah pengiring agar kita bisa mengubah diri kita. Jika kita tidak pernah mau mengubah ditri kita menjadi lebih baik maka tentu ada yang salah dengan permintaan kita.”
Memang, kekuatan seseorang dalam mengubah dirinya dapat menjadi salah-satu faktor kunci kesuksesan memburu ’ pertolongan ’ Allah. Sehingg, andaikata saat ini hidup terus menerus sempit, kuliah tak kunjung selesai, nilai yang selalu jelek, hutng tak jua brekurang, jelas ada yang salah dengan diri kita.
Itu semua bukan karena Allah tidak mengabulkan kpermohonan kita. Bukan karena Dia tidak memperhatikan keinginan hamba-hamba-Nya. Namaun amat mungkin penyebabnya adalkah karena hamba itu tidak mau membenahi dirinya, enggan lepas dari kebiasaa-kebiasaan buruknya, dan merasa malas untuk meningkatkan ibadahnya.
”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya padamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku dan hendaklah mere kamemenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Jadi, sekali lagi, introspeksilah diri! Lihat kekurangan-kekurangan kita dan pikirkanlah apa yang mesti kita lakukan agar Allah berkenan mengabulkan do’a kita. Seperti meminta padi berbuah bagus, tapi kita tidak pernah bergairah mencangkul dan memberi pupuk, maka do’a kita adalah do’a yang hampa.
Misalnya kita ingin dimudahkan lulus ujian tetapi tidak meningkatkan kegigihan belajar, maka janganlah salahkan siapapun bila kita kemudian tetap mengalami kesukaran dalam mengerjakan soal-soal ujian.
Memang, kekuatan do’a pada dasarnya akan menjadi efektif apabila kita sanggup mengubah diri kita melalui do’a itu. Ibarat tanaman, kekuatan kekuatan kita untuk mengubah dirinya adalah bibitnya, sementara, do’a itu sendiri ialah pupukya. Pupuk akan membuat bibit tumbuh sedemikian pesat, berbuah banyak dengan bunga dan daun yang lebat. Namun bila kita terus-menerus menebarpupuk tanpa menanam bibit, lantas apa yang akan tumbuh?..
Ada seorang ibu yang mengaharapkan anak dan suaminya menjadi shaleh, tapi shalat sang ibu masih biasa-biasa saja, sama sekali tidak ada penigkatan. Maka jangan salahkan siapapun ketika suami dan anaknya itu tidak berubah seperti yang ia harapkan. Alhasil , tidak cukup dengan berdo’a saja. Kita juga perlu melihat apa kekurangan-kekurangan diri. Kita harus berubah menjadi lebih baik.
Malam hari, yang tadinya tertidur pulas, disempatkan untuk shalat tahajjud. Mulai menahan diri dari rakus memakan makanan (puasa). Kurangi bicara yang tidak bermanfaat...” Da’ mayuribu Wa khudz fima khuliqta lak.” jika berdo’a terasa semakin ni’mat, itu tanda perubahan telah mulai terjadi dalam diri kita.
Pengendalian diri hendaknya diperhatikan agar terhindar dari prilaku maksiat. Jika tidak mau melakukan itu, artinya meski kita berdo’a setiap waktu tetap saja tidak ada perubahan. Meminta tiada henti, maksiat juga tiada henti. Maka janganlah salahkan siapapun jika dosa semacam ini obarat gema kosong memantul begitu saja.
Sederhananya, siapapun yang ingin do’anya di ijabah, maka jangan perhatikan apa yang kita minta, tetapi perhatikanlah apa yang kita ubah dulu, dari diri kita sendiri.
Misalnya, jika saat ini keadaan kita sedang di lilit hutang, dan sebelumnya kita jarang ke masjid, maka jangan ragu untuk mulai merubah. Mulailah mengunjungi masjid untuk berjamaah.
Andai terlintas di hati kita, ”ah malu, masak ke masjid hanya kalau punya hutang?” Ada baiknya kita balas lintasan hati tersebut dengan, ”Mengapa harus malu? Masak kita diundang oleh Allah lantas kita malu? Mudah-mudahan setelahhutang lunas saya makin senang ke masjid.” Insya Allah, dengan rajinya kita ke masjid, Allah akan memudahkan kita untuk melunasi hutang-hutang tersebut, berapapun jumlahnya. Sebab, bisa jadi kita berhutang akibat dari kelalaian kita mengingat-Nya. Sehingga melalui kesulitan itu kembali teringat kepada-Nya. Lebih dari itu, kita terpacu untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dengan bershodaqoh.
Oleh karna itu, Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda,
”Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia telah beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia telah merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka orang itu terkutuk.”

Nilai hakiki do’a
Sebenarnya Allah senantiasa menyediakan berbagai jalan kepada hamba-hamba-Nya agar makin dekat dengan-Nya. Sedikitpun dia tidak bermaksud zalim pada hamba-hamba-Nya karena Maha Suci ia dari sikap zalim.
Perubahan dirilah yang senantiasa perlu kita camkan dalam diri kita keika punya keinginan. Pikirkanlah secara baik dan benar, apa yang harus kita ubahdari diri kita. Ketiaka kita ingin mendapat tempat yang layak dimata masyarakat, jangan pikirkan nama kita agar segera harum, namun coba renungkanlah baik-baik, misalnya, pakaian kita yang tadinya terlihat kotor dan tidak karuan diganti dengan yang lebih bersih, fapih dan santun. Demikian pula yang tadinya kita jarang mengenal tetangga sebelah rumah, mulailah bersilaturrahmi.
Ketika kita ingin kesejahteraan meningkat, janganlah pusing-pusing bertanya, ”kenapa atasan tidak juga menaikan gaji saya? Mengapa tunjangan tak kunjung datang?”
Untuk itu, segera susun strategi kerja yang produktif, disiplin dan tepat waktu. Perbaiki pula komunikasi antar teman sekantor dan para atasan. Begitu tatkala Allah megaruniai kita keinginan untuk menikah, janganlah berkeluh kesah, merana, sengsara, karena calon pasangantak kunjung datang, bahkan orang tua pun tidak berinisiatif mencarikan. Atau malah mengeluh seperti ini, ” apa Allah tidak tahu saya sudah butuh pasangan hidup?”
Mulailah introspeksi diri, evaluasi, apakah kita sudah layak jadi seorang istri? Jadi seorang suami? Mungkin pribadi kita masih telihat manja, masih kuat rasa ogoisnya, juga melihat kelakuan anak-anak pun masih terasa pusing. Berpikirlah masak-masak. Pantaskah kemudian Allah menikahkan kita kalau mengurus diri saja belum bisa? Maka,sibukkan diri,benahi diri, pelajari kewajiban suami maupun istri juga yang berhubungan dengan masalah-masalah rumah tangga. Jangan sekali-kali kita buruk sangka (su’udzon) kepada Allah kalau ia menghalangi jodoh kita, kalau memang sudah layak, tentu Allah akan memberikannya. Toh, Allah tidak pernah memberikan suatu amanah melainkan pasti menyediakan saran untuk menunaikannya.
Walhasil, ketika kita berdo’a, yang paling penting bukan ijabah-nya do’a, bukan datangnya barang yang kita minta, atau lenyapnya kesulitan yang menimpa. Justru yang paling penting utama ialah meningkatnya kedekatan diri kita pada Allah Azza Wajalla.
Banyak dari kita yang telah berpuluh tahun hidup, barang melimpah, uang selalu tersedia, pujian dan penghargaan terus berdatangan, namun semua terasa hampa. Itu karena mendapatkannya tanpa berdoa’a, tanpa komunikasi dengan-Nya. Akibatnya, semua tersa hampa, tidak kita rasakan sebagai bentuk kasih sayang Allah. Padahal, bila kita pahami secara mendalam kekayaan yang sebenarnya adalah mengenal Allah SWT- Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Agung. Allahu Akbar.
Jadi, hakikat do’a ada pada bagaimana kita semakin dekat dengan Allah. Akibatnya ialah, akhlak kita akan terlihat dan terasa makin tinggi dan cemerlang. Masalah kebutuhan duniawi? Toh, ia tak pernahlupa memberi. Ambil contoh, kita tidak berdo’a meminta makanan, ternyata ada saja yang memberi makanan. Dulu kita tidak meminta baju, tetap saja Allah menyediakan jalan agar kita berpakaian. Sungguh, ada nilai yang lebih hakiki dari do’a, yaitu perubahan diri kita menjadi lebih baik, lebih bermutu, lebih cemerlang dan lebih dekat kepada Allah SWT. Dalam hal ini, Ibn Ath-Tahillah menuturkan, ”Bukan tujuan utama itu hanya sekedar minta berdo’a. Tapi tujuan utama adalah agar engkau mengetahui adab dan tatakramaterhadap Tuhanmu.” inilah yang dibutuhkan.
”Hai manusia, sesungguhnya kamu tidak bekerja denga sungguh-sungguh menuju tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya” ( QS al-insyiqoq [84]: 6 ).
Semoga pada akhir hayat kita, Alah berkenan menyambut kedatangan kita denganpenuh cinta. ”Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu denga hati yang puas lagi di ridhai-Nya. Maka nasuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah kedalam syurga-Ku.” ( QS al-Fajr [89]:27-30).

0 komentar:

=============================================================
SOBAT SILAHKAN KIRIMKAN TULISAN ANDA DI KISAH JAWILAN
=============================================================
Nama
Email
No HP
Belajar
Judul
Kategori
Tulisan
Pesan

kirimkan Photo Penulis ke email : bakronilatar@yahoo.co.id Terimakasih Telah Berpartisipasi Tulisan di Kisah Jawilan, setelah mengirimkan tulisan mohon sms ke aa Rony di +6281280485019


=======================================================================
Komentar Terbaru
VISITOR KISAH JAWILAN MOHON TINGGALKAN PESAN DISINI

Mari Gabung Disini !!!

KISAH JAWILAN DAN NEGERI SABA' © 2008 Por A H.RONY