Admin : AA H. RONY KP.SABRANG, JAWILAN - SERANG - BANTEN 42177.Telp. +6281280485019 (Indonesia) dan +967715138399 (Yemen).
بـــسـم الله الرحمن الرحيم السّـلام عليكم ورحمة الله وبركاتـه بعد تحــية وبعــد ...... شهر رمضان المبارك والمعظم === أبعث لسعادتكم === بأخلص التهاني وأطيب التمنيات والأماني بالشهر الفضيل, تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم, قيامنا وقيامكم... سائلين الله أن يعيده علينا وعليكم بالصحة والسعادة وأن يجعل الله العلي القدير هذا الشهر عليكم مباركا خيرا ويمنا.. وعلى أمتنا الإسلامية تقدما وازدهارا... وكل عام وأنتم والجميع بخير ولكم مني جزيل الشكر والتقدير وجزاكم الله الخير. والسّـلام عليكم ورحمة الله وبركاته أخوكم في الله الحاج بكراني لاتار
AA H. RONY DAN KELUARGA BESAR DI SABRANG SERTA SELURUH MASYARAKAT JAWILAN MENGUCAPKAN "SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1434 H SEMOGA KITA BISA MENJADI LEBIH BAIK DI HARI-HARI YANG AKAN DATANG"

Wanita Dahulu dan Sekarang

Wanita Dahulu dan Sekarang

Allah SWT menciptakan makhuknya berpasang-pasangan. Di antara makhluknya yang paling indah dan sempurna adalah manusia. Allah SWT juga telah menurunkan petunjuknya yang paling sempurna. Sehingga, bila manusia menerima dan mengamalkan petunjuk itu, betapa indahnya manusia itu. Sebaliknya, bila ia menolaknya, betapa rendah dan jeleknya manusia itu, bahkan Al-Qur’an menyebutnya lebih hina dari binatang.
Allah SWT menjadikan keindahan ada dalam wanita meskipun pada hakikatnya antara pria dan wanita sama di hadapan Allah SWT. Hanya saja, Allah menjadikan keindahan itu ada pada wanita karena kelembutan, kasih sayang, dan emosinya yang lebih daripada kaum pria. Betapa indahnya sang wanita jika dihiasi dengan syariat Allah. Ia menjadi anak yang taat kepada Allah dan kedua orang tuanya. Jika ia menikah, ia menjadi penyayang bagi suaminya. Jika ia menjadi ibu, ia menyayangi dan mendidik anak-anaknya dengan sebaik mungkin. Dari wanita shalehah seperti inilah lahir pejuang-pejuang yang tangguh dan pemimpin yang bijaksana. Perhatikan keadaan wanita pada masa Rasulullah saw. dengan generasi salafus saleh sesudahnya. Mereka, kaum wanita itu, ada di balik segala keberhasilan dan kecemerlangan peradaban Islam. Apakah wanita dewasa ini bisa mengikuti jejak para pendahulunya? Marilah kita lihat kenyataannya.
Wanita dalam Al-Qur’an
Di dalam Al-Qur’an terdapat 114 surah. Di dalamnya tidak ada satu pun surah tentang pria (ar-rijal), tapi menariknya ada surah tentang wanita (An-Nisaa’), bahkan lebih spesifik ada surah Maryam, meskipun dia bukan nabi. Umar ra. memerintahkan kepada wanita untuk mempelajari surah An-Nuur (cahaya) karena di dalamnya mengandung pelajaran bagi kaum wanita agar lebih bercahaya. Keberadaan kaum wanita sama dengan kaum pria di hadapan Allah.
Allah SWT berfirman (yang artinya), “Maka, Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): ‘Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain ...’.” (Ali Imran, 3: 195).
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik ...” (An-Nahl: 97).
Keberadaan wanita sebagaimana pria dalam kehidupan ini mengalami ujian yang bermacam-macam. Namun, mereka harus tetap tegar dan shalehah seperti yang dicontohkan Al-Qur’an dengan Asiyah, istri Fira’un yang sabar dalam menghadapi ujian dari suaminya, atau seperti Maryam yang tabah menghadapi ujian hidup tanpa suami. (Lihat At-Tahrim 11-12). Sebaliknya, jangan seperti istri Nabi Nuh a.s. dan Nabi Luth a.s. yang berkhianat terhadap suaminya dan tidak taat kepada Allah. (At-Tahriim: 10).
Wanita pada Masa Rasulullah
Rata-rata kaum wanita pada masa Rasulullah saw. tidak ketinggalan ikut berlomba meraih kebaikan, meskipun mereka juga sibuk sebagai ibu rumah tangga. Mereka ikut belajar dan bertanya kepada Rasulullah saw.
Wanita yang paling setia kepada Rasulullah adalah Khadijah yang telah berkorban dengan jiwa dan hartanya. Kemudian Aisyah, yang banyak belajar dari Rasulullah kemudian mengajarkannya kepada kaum wanita dan pria. Bahkan, ada pendapat ulama yang mengatakan, seandainya ilmu seluruh wanita dikumpulkan dibanding ilmu Aisyah, maka ilmu Aisyah akan lebih banyak. Begitulah Rasulullah saw. memuji Aisyah.
Ada seorang wanita bernama Asma binti Sakan. Dia suka hadir dalam pengajian Rasulullah saw. Pada suatu hari dia bertanya kepada Rasulullah,"Ya Rasulullah saw., engkau diutus Allah kepada kaum pria dan wanita, tapi mengapa banyak ajaran syariat lebih banyak untuk kaum pria? Kami pun ingin seperti mereka. Kaum pria diwajibkan shalat Jum’at, sedangkan kami tidak; mereka mengantar jenazah, sementara kami tidak; mereka diwajibkan berjihad, sedangkan kami tidak. Bahkan, kami mengurusi rumah, harta, dan anak mereka. Kami ingin seperti mereka. Maka, Rasulullah saw. menoleh kepada sahabatnya sambil berkata, “Tidak pernah aku mendapat pertanyaan sebaik pertanyaan wanita ini. Wahai Asma, sampaikan kepada seluruh wanita di belakangmu, jika kalian berbakti kepada suami kalian dan bertanggung jawab dalam keluarga kalian, maka kalian akan mendapatkan pahala yang diperoleh kaum pria tadi.” (HR Ibnu Abdil Bar).
Dalam riwayat Imam Ahmad, Asma meriwayatkan bahwa suatu kali dia berada dekat Rasulullah saw. Di sekitar Rasulullah berkumpullah kaum pria dan juga kaum wanita. Maka beliau bersabda, “Bisa jadi ada orang laki-laki bertanya tentang hubungan seseorang dengan istrinya atau seorang wanita menceritakan hubungannya dengan sumianya.” Maka tak seorang pun yang berani bicara, maka saya angkat suara. “Benar ya Rasulullah, ada pria atau wanita yang suka menceritakan hal pribadi itu.” Rasulullah menimpali, “Jangan kalian lakukan itu, karena itu jebakan syaitan seakan syaitan pria bertemu dengan syaitan wanita, kemudian berselingkuh dan manusia pada melihatnya.”
Ada juga wanita yang tabah dalam kehidupan rumah tangga yang serba pas-pasan tapi tidak pernah mengeluh seperti Asma’ binti Abi Bakar dan Fatimah. Kutub Tarajim membenarkan cerita tentang Fatimah. “Suatu saat dia tidak makan berhari-hari karena nggak ada makanan, sehingga suaminya, Ali bin Abi Thalib, melihat mukanya pucat dan bertanya,"Mengapa engkau ini, wahai Fatimah, kok kelihatan pucat?”
Dia menjawab,"Saya sudah tiga hari belum makan, karena tidak ada makanan di rumah.”
Ali menimpali,"Mengapa engkau tidak bilang kepadaku?”
Dia menjawab,"Ayahku, Rasulullah saw., menasehatiku di malam pengantin, jika Ali membawa makanan, maka makanlah. Bila tidak, maka kamu jangan meminta.”
Luar biasa bukan?
Ada juga wanita yang diuji dengan penyakit, sehingga dia datang kepada Rasulullah saw. meminta untuk didoakan. Atha’ bin Abi Rabah bercerita bahwa Ibnu Abbas r.a. berkata kepadaku,"Maukah aku tunjukkan kepadamu wanita surga?”
Aku menjawab,"Ya."
Dia melanjutkan,"Ini wanita hitam yang datang ke Rasulullah saw. mengadu, ‘Saya terserang epilepsi dan auratku terbuka, maka doakanlah saya.’ Rasulullah saw. bersabda, “Jika kamu sabar, itu lebih baik, kamu dapat surga. Atau, kalau kamu mau, saya berdoa kepada Allah agar kamu sembuh.”
Wanita itu berkata,"Kalau begitu saya sabar, hanya saja auratku suka tersingkap. Doakan supaya tidak tersingkap auratku.”
Maka, Rasulullah saw. mendoakannya.
Ada juga wanita yang ikut berperang seperti Nasibah binti Kaab yang dikenal dengan Ummu Imarah. Dia becerita,"Pada Perang Uhud, sambil membawa air aku keluar agak siang dan melihat para mujahidin, sampai aku menemukan Rasulullah saw. Sementara, aku melihat pasukan Islam kocar-kacir. Maka, aku mendekati Rasulullah sambil ikut berperang membentengi beliau dengan pedang dan terkadang aku memanah. Aku pun terluka, tapi manakala Rasulullah saw. terpojok dan Ibnu Qamiah ingin membunuhnya, aku membentengi beliau bersama Mush’ab bin Umair. Aku berusaha memukul dia dengan pedangku, tapi dia memakai pelindung besi dan dia dapat memukul pundakku sampai terluka. Rasulullah saw. bercerita,"Setiap kali aku melihat kanan kiriku, kudapati Ummu Imarah membentengiku pada Perang Uhud.” Begitu tangguhnya Ummu Imarah.
Ada juga Khansa yang merelakan empat anaknya mati syahid. Ia berkata,"Alhamdulillah yang telah menjadikan anak-anakku mati syahid.”
Begitulah peranan wanita pada masa Rasulullah saw. Mereka berpikir untuk akhiratnya, sedang wanita sekarang yang lebih banyak memikirkan dunia, rumah tinggal, makanan, minuman, kendaraan, dan lain-lain.
Kaum Wanita paa Masa Berikutnya
Ketika Utsman bin Affan mengerahkan pasukan melawan manuver-manuver Romawi, komandan diserahkan kepada Hubaib bin Maslamah al-Fikir. Istri Hubaib termasuk pasukan yang akan berangkat perang. Sebelum perang dimulai, Hubaib memeriksa kesiapan pasukan.
Tiba-tiba istrinya bertanya,"Di mana saya menjumpai Anda ketika perang sedang berkecamuk?”
Dia menjawab,"Di kemah komandan Romawi atau di surga.”
Ketika perang sedang berkecamuk, Hubaib berperang dengan penuh keberanian sampai mendapatkan kemenangan. Segera dia menuju ke kemah komandan Romawi menunggui istrinya. Yang menakjubkan, saat Hubaib sampai ke tenda itu, dia mendapatkan istrinya sudah mendahuluinya. Allahu Akbar.
Pada masa Dinasti Abbasiyah yang dipimipin oleh Harun al-Rasyid, ada seorang Muslimah disandera oleh tentara Romawi. Maka, seorang ulama bernama Al-Manshur bin Ammar mendorong umat Islam untuk berjihad di dekat istana Harun al-Rasyid dan dia pun menyaksikan ceramahnya. Tiba-tiba ada kiriman bungkusan disertai dengan surat. Surat itu lalu dibuka dan dibaca oleh ulama tadi dan ternyata berasal dari seorang perempuan dan berbunyi,"Aku mendengar tentara Romawi melecehkan wanita Muslimah dan engkau mendorong umat Islam untuk berjihad, maka aku persembahkan yang paling berharga dalam diriku. Yaitu, seuntai rambutku yang aku kirimkan dalam bungkusan itu. Dan, aku memohon agar rambut itu dijadikan tali penarik kuda di jalan Allah agar aku dapat nantinya dilihat Allah dan mendapatkan rahmatnya.” Maka, ulama itu menangis dan seluruh hadirin ikut menangis. Harun al-Rasyid kemudian memutuskan mengirim pasukan untuk membebaskan wanita Muslimah yang disandera itu.
Seorang istri Shaleh bin Yahya ditinggal suaminya dan hidup bersama dua anaknya. Ia mendidik anak-anaknya dengan ibadah dan qiyamul lail (shalat malam). Ketika anak-anaknya semakin besar, dia berkata,"Anak-anakku, mulai malam ini tidak boleh satu malam pun yang terlewat di rumah ini tanpa ada yang shalat qiyamullail.”
“Apa maksud ibu?” tanya mereka.
Ibu menjawab,"Begini, kita bagi malam menjadi tiga dan kita masing-masing mendapat bagian sepertiga. Kalian berdua, dua pertiga, dan saya sepertiga yang terakhir. Ketika waktu sudah mendekati subuh, saya akan bangunkan kalian.”
Ternyata kebiasan ini berlanjut sampai ibu mereka meninggal. Dan amalan itu tetap dilanjutkan oleh dua anak itu karena mereka sudah merasakan nikmatnya qiyamullalil.
Wanita Dewasa Ini
Kalau kita perhatikan perkembangan wanita dewasa ini, memang cukup mengkhawatirkan, meskipun di lain pihak masih banyak kaum wanita berjilbab yang semarak. Bahkan, pengajian-pengajian justru dipenuhi oleh kaum wanita. Tapi, melihat berbagai upaya musuh Islam untuk menghancurkan kaum hawa dengan berbagai cara melalui media massa yang destruktif (merusak), maka tantangannya semakin berat. Kalau tidak berbekal ilmu agama yang cukup dan disertai semangat juang yang tinggi, niscaya wanita pada zaman sekarang sulit untuk selamat. Bayangkan, kehidupan masyarakat di sekeliling kita sampai pergaulan di tingkat nasional dan internasional sudah sangat bejat. Kebejatan itu diliput dan disampaikan ke rumah-rumah kita melalui saluran-saluran TV. Dan, yang tidak puas ditambah dengan VCD dan internet. Sehingga, waktu untuk beribadah kepada Allah semakin terpinggirkan atau tergeser oleh otak yang merekam semua adegan itu.
Sementara, penangkalnya relatif kecil, dengan cara tradisional melalui pengajian minimal seminggu sekali. Maka, kita perlu kunci-kunci keselamatan.

• Kunci kebahagiaan adalah taat keada Allah dan Rasul-Nya.
• Kunci surga adalah tauhid.
• Kunci keimanan adalah berpikir tentang ayat-ayat Allah dan ciptaan-Nya.
• Kunci kebaikan adalah kejujuran.
• Kunci kehidupan hati adalah membaca dan mendalami Al-Qur’an serta menjauhi dosa.
• Kunci rizki adalah berusaha sambil beristighfar dan bertakwa.
• Kunci ilmu adalah pandai bertanya dan mendengar.
• Kunci kemenangan adalah sabar.
• Kunci kesuksesan adalah takwa.
• Kunci tambah rizki adalah bersyukur.
• Kunci sukses akhirat adalah zuhud terhadap dunia.
• Kunci dikabulkan permintaan adalah doa, dll.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Sumber: alislamu.com

Apakah Islam Agama Perdamaian?
Oleh Fadly pada Rabu 14 Maret 2007, 06:42 AM
Print Recommend (12) Comment (2)
"Islam berarti damai! Islam adalah agama perdamaian”, kata ini sering kita dengar dari Muslim Moderat, yang gencar terdengar mengalahkan operasi-operasi jihad yang dilancarkan Mujahidin. Maka, kami di sini bertanya: Apakah Islam agama yang damai? Tidak sama sekali tidak !. Allah SWT secara tegas menjelaskan kepada kita untuk memerangi Kuffar sampai Islam mendominasi dunia dan Kuffar berhenti menduduki negeri kita serta sampai mereka membayar jizyah.
"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS At Taubah, 9: 29)
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuh mu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepada mu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al Anfal, 8: 60)
Lebih lanjut, Allah SWT telah membuat berperang menjadi sebuah kewajiban ketika negeri Islam diduduki:
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi mu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi mu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS Al Baqarah, 2:216)
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri Ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau’.” (QS An Nisaa’, 4: 75)
“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (QS An Nisaa, 4:95)
Dan Ulama telah menegaskan:
Ibnu Katsir berkata tentang ayat:
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagi mu, jika kamu Mengetahui.” (QS At Taubah, 9: 41)
Anas dari Abi Talha meriwayatkan bahwa Ali bin Zaid berkata, maksud ayat ini,"berangkatlah (berjihad) tua dan muda sebagaimana Allah SWT tidak akan menerima alasan dari siapa pun.” Kemudian Ali bin Zaid pergi dalam sebuah ekspedisi di Syam (Syiria) di mana dia terbunuh.
Ibnu Qayyim berkata :
“...telah menjadi kewajiban atas mereka untuk memerangi musyirikin secara keseluruhan. Ketika perbuatan itu awalnya haram, maka telah diizinkan oleh (Allah SWT); selanjutnya telah diwajibkan memerangi mereka yang lebih dahulu memerangi dan terakhir (mereka) diperintahkan untuk memerangi Kuffar secara keseluruhan. Kewajiban terdiri dari dua kategori yaitu fardhu ‘ain dan fardhu kifayah menurut pendapat ulama yang masyur. Ketika seseorang menyelidiki jenis jihad yang harus diwajibkan atas mereka yaitu dengan hatinya, lidahnya atau dengan kekayaan dan kekuatannya. Telah menjadi sebuah kewajiban atas setiap Muslim untuk berperang dengan cara-cara ini. Berkaitan dengan jihad oleh diri seseorang (fisik) maka ini adalah fardhu ‘ain. Berkaitan dengan jihad dengan kekayaan ada dua pernyataan tentangnya, yang paling benar adalah dimana itu adalah sebuah kewajiban karena perintah Jihad dengan harta dan diri seseorang telah disamakan dalam Al-Qur’an; sebagaimana Allah SWT berfirman,"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan mu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS Ash Shaf, 61: 10-12) [Zaad Al Ma’ad Jilid. 3/ 72]
Ibnu Hajar berkata :
“Jenis Jihad memerangi kuffar adalah Fard Mu’ayyan (menjadi kewajiban setiap individu) atas Muslim; dan mereka bisa melakukan ini dengan tangan, lidah, harta atau bahkan dengan hati mereka.” [Fath al Bari jilid 6/ 28]
Ibnu Atiyyah berkata :
“Ulama telah sepakat bahwa kewajiban jihad atas ummat Muhammad adalah satu tanggung jawab bersama. Konsekuensinya, jika sebagian Muslim melaksanakannya maka kewajiban itu tidak lagi membebani lainnya; ini terus sampai musuh kalah di negeri Muslim. Ketika kondisi pendudukan maka Jihad menjadi sebuah kewajiban atas setiap individu. Al Mahdawi, di antara yang lainnya, telah menjelaskan riwayat bahwa Ath Thawri menyatakan bahwa Jihad adalah kewajiban yang bersifat suka rela.” [Tafsir Ibnu Atiya Jilid 2 / 43]
Allah SWT juga memerintahkan orang-orang beriman untuk menteror musuh-musuh Islam, dan menggentarkan hati mereka (QS Al Anfal, 6: 80). “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Kita juga bisa melihat riwayat dari Nabi Muhammad SAW: Ya’qub berkata: Telah diriwayatkan, ayahku dari Ibnu Ishaq yang berkata, Dan telah diriwayatkan kepadaku, Yahya bin Urwah bin Az Zubair, dari ayahnya, ‘Urwah bin Abdullah bin Amr Ibnu Al Aws, yang berkata, Aku berkata kepadanya: Apa yang paling sering kamu saksikan dari suku Quraisy yang diserang oleh Rasul Muhammad SAW dan apa yang nyata tentang permusuhannya? Dia berkata, Aku ada bersama dengan mereka dan orang-orang terbaik mereka ketika mereka bertemu pada suatu hari di Hajar Aswad. Kemudian mereka menyebutkan Rasulullah dan berkata, Kami belum pernah melihat seperti apa yang tersisa dari siapapun dari orang-orang ini.
Dia menertawakan kecerdasanmu dan mengutuk ayah-ayah kami serta membuat agama kami terlihat jijik di saat perpecahan kelompok kami juga mengutuk tuhan-tuhan kami. Kami masih tinggal dengannya dalam sebuah masalah besar, atau sebagai mana mereka berkata (yaitu apa yang mereka katakan seperti ini). Dia berkata, Maka saat mereka seperti itu, Rasulullah SAW datang kepada mereka dan mulai untuk menerima mereka sampai dia berpegang pada pilar. Kemudian dia melewati mereka pada saat tawaf di sekitar Ka’bah, disaat melewati mereka beliau dihina dengan sebagian apa yang dia katakan kemudian aku memperhatikan raut wajahnya. Kemudian dia melanjutkan sampai dia melewati mereka dan mereka mengejeknya dengan seperti itu kemudian aku memperhatikan ekspresi wajahnya. Kemudian dia melewati mereka dan untuk ketiga kalinya mereka menghinanya dengan seperti itu. Kemudian dia berkata,"Kamu mau mendengar, wahai kelompok Quraisy? Demi jiwaku yang berada di genggaman-Nya, aku datang untuk memerangi kalian!” Perkataannya menyerang mereka maka sungguh, bukanlah laki-laki di antara mereka, kecuali seolah-olah ada seekor burung yang menyerang kepala mereka ( yaitu terkejut, terteror dan membisu ) – sebagaimana seseorang yang paling licik dan kasar serangan Nabi sebelum ini, telah berkata dengan sangat ramah dan tutur lembut dia bisa berfikir; seperti itu bahwa seseorang berkata kepada mereka,"Wahai Abul Qasim (Muhammad): Ayo! Ayo, wahai orang Shaleh! Sungguh, demi Allah kamu tidak bodoh!” Kemudian Rasulullah pergi. Keesokan harinya, mereka berkumpul bersama di Al Hijr dan aku bersama dengan mereka. Mereka bertanya satu sama lain,"Kamu ingat apa yang dia katakan kepadamu, dan apa yang kamu katakan kepadanya? Hingga demikian, dimana dia menyatakan kepadamu yang kau benci, namun kamu membiarkannya pergi!” kemudian ketika mereka berada di tempat ini, Rasul terlihat lagi. Kemudian mereka semua tiba-tiba mengelilinginya, dan bertanya kepadanya,"Apakah kamu orang yang menghina tuhan dan agama kami?” Nabi menjawab,"Ya, akulah yang mengatakan hal itu.” Aku melihat seseorang di antara mereka (mulai untuk) meletakkan pakaian Nabi, tetapi Abu Bakar melompat dan berdiri di antara mereka dan beliau. Sambil menangis Abu Bakar berkata,
“Apakah kamu akan membunuh orang karena dia mengatakan: ‘Tuhanku adalah Allah?’.” [Ghafir, 28]
Setelah itu mereka meninggalkannya. Ini adalah hal yang paling buruk aku lihat dari Qurays melawan Nabi SAW. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad ditetapkan shahih, dan berkata,"Isnaduhu Shahih.” Dia juga menjelaskan bahwa telah diriwayatkan oleh Ibnu Hajar Al Haythami dalam Mujma’ Az Zawa’id (6/15-16), dan telah dirangkum oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari (7/128), dan Ibnu Katsir telah menyebutkan bahwa itu telah diriwayatkan oleh Baihaqi dalam At Tarikh (3/46). Ibnu Taimiyah, Siyaasah Syariah, Jilid 1 Hal. 18, mengutip perang Zaatul Salaasilin, di dalamnya Nabi SAW berkata: “Annal dahuuq al Qatal (Aku adalah orang yang tersenyum ketika membunuh). Dahuq adalah seseorang yang tersenyum dan Al Qattal adalah seseorang yang membunuh. Ibnu Taimiyah, Majmuu’a Al Fatawa Jilid 28, dalam tafsir surah Fath ayat 29 mengutip tafsir Dahaaq (Tabi’) dimana Rasulullah SAW berkata: Aku adalah Al Dahuuq al Qattal dan ini adalah untuk shidda (keras) kepada kuffar (sebagaimana pernyataan ayat).
Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wal Nihaayah, jilid 3 hal. 199: Ali bin Ibrahim al Hasim ketika Yahudi Banu Qurayza dan Banu Nadhir datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya apa yang kamu serukan? Rasulullah SAW menjawab laailaaha illallah muhammadan rasulullah dan itulah yang telah diturunkan tentangku dalam Taurat dan yang Ulama informasikan tentangku, dimana aku datang dari Mekkah, seseorang yang merdeka, aku akan meninggalkan kesyirikan, khamr, Dimana aku akan menjadi Nabi penutup, aku akan meletakkan pedang ke dalam sarungnya dan dada, aku tidak akan takut kepada siapa pun dan aku akan tersenyum disaat aku membunuh dan dimana ada jejak kaki manusia atau hewan (kehidupan) kekuasaanku akan sampai di sana.
Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa, jilid 28 dalam tafsir surah Fath ayat 29 mengutip tafsir Dahaq (Tabi’) dimana Rasulullah SAW berkata; Aku adalah Al Dahuuq al Qattal dan ini adalah untuk shidda (kasar) kepada kuffar (sebagaimana pernyataan ayat).
Ibnu Rushd berkata “Menteror itu dibolehkan berdasarkan ijma melawan semua kuffar.” [Al Hashiyah ‘Ala Ar Raudh Jilid 4/ 270)
Jadi, apakah Islam agama perdamaian ? Atau agama perang ?
Wallahu a’lam bis shawab!
(muhajirun)

Tulisan Lainnya Tentang
• artikel
• Khilafah Islam Akan Kembali
• Oleh Fadly pada Sabtu 03 Maret 2007, 05:18 AM
• Print Recommend (32) Comment (2)
• Apakah kekhilafahan bisa ditegakkan melalui aktivitas mujahidin dan aktivitas para pengemban dakwah yang lurus? Atau apakah bisa ditegakkan dengan cara mengalahkan dan menghinakan para pemimpin yang buruk ( para pemimpin yang berhukum atas hukum selain hukum Allah).
• Segala puji bagi Allah SWT dan terima kasih atas para pendukung kebenaran, semua manusia yang bertaqwa serta orang-orang yang telah mengalahkan orang-orang kafir dan orang yang telah menaikkan derajatnya menjadi seorang mujahid.
• Allah SWT berfirman:
• “Dan Sesungguhnya telah tetap janji kami kepada hamba-hamba kami yang menjadi rosul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan.Dan sesungguhnya tentara kami itulah yang pasti menang.” (QS As Shaffat: 171-173)
• Allah SWT telah mensyariatkan perdamaian sekaligus syari’at tentang perang kepada Muhammad Saw sebagai utusan Allah dengan membawa/menyebarkan Al-Qur’an. Sebagaimana sabda beliau:
• “Allah SWT mengutusku dengan ketetapan di bawah naungan dari tombakku.”
• Sabda beliau pula:
• “Perangilah semua orang-orang arab, sesungguhnya aku datang dengan syari’at perang.”
• Sesungguhnya Allah memberikan predikat umat terbaik kepada shahabat-shahabat Rosulullah dan keluarga-keluarga rosul serta siapa saja yang menempuh seperti jalan mereka dan siapa saja yang menemukan/mengikuti petunjuk mereka.
• Telah diceritakan dalam musnad dari Imam Ahmad dan Thabrani bahwa Rosulullah Saw bersabda: “Agama ini akan dimenangkan oleh Allah SWT kemanapun seseorang pergi maka tidak akan ada satu rumahpun baik di desa atau di dalam kota kecuali telah mengimani agama ini baik di waktu siang maupun malam,melalui seseorang yang dihargai maupun melalui orang yang dihinakan. Sungguh mulia agama Islam di sisi Allah dan sungguh hina di sisi Allah kedudukan orang-orang kafir.”
• Dalam kisah yang lain diceritakan oleh Imam Ahmad No 17680 tentang Hadist Hudzaifah ra,bahwa Rosulullah saw bersabda:
• “Sesungguhnya awal dari agama kalian adalah kenabian dan rahmat. Maka nanti akan ada kenabian dan rahmat itu sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Allah pada kalian. Kemudian Allah Yang Maha Mulia mencabut kenabian itu. Lalu akan ada mulkan adhdhon. Kemudian akan ada penguasa diktator. Maka terjadilah sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah pada kalian. Allah kemudian melenyapkan semuanya, lalu menggantinya dengan kekhilafahan yang mengikuti tuntunan kenabian.Dia memerintah berdasarkaan sunnah nabi. Dengan itu Islam akan berjaya di muka bumi ini maka penghuni langit dan bumipun meridhoinya hingga tak ada bagian langitpun tersisa selain diturunkan kepadanya. Juga kenikmatan dan tanaman bumipun tidak tersisa selain dikeluarkan untuknya.”
• Hadist ini merupakan berita gembira tentang masa depan adalah ditangan Islam dan yang akan mampu memukul dan mengeliminasi orang-orang kafir, kekejaman-kekejaman dan arogansi mereka (sebagaimana yang dilakukan oleh AS sekarang ini), kesiapan ke arah sana harus dimulai sejak saat ini. Sungguh orang-orang kafir akan kehilangan keseimbangan dan stabilitas dengan menghadapi goncangan dari golongan kecil kaum muslimin yang bersungguh-sungguh berjuang. Mereka tidak hanya kecil dari segi jumlah tetapi juga dalam hal altileri/senjata.
• Hal ini telah diberitakan oleh Allah Swt tentang adanya armada tentara yang besar tetapi dikalahkan oleh kelompok yang kecil dengan bekal kesungguhan dan keikhlasan para pejuangnya. Sebagai contoh para pejuang pada saat perang Badar dimana mereka bertempur menghadapi musuh dalam jumlah tiga kali lipat dari mereka dan dengan perlengkapan musuh yang lebih besar dari mereka. Hal ini hampir sama dengan kejadian saat kita lihat sedikitnya pejuang dari Afganistan dalam mengahadapi musuh Uni Soviet yang lebih besar dari mereka tetapi mereka berhasil mengusirnya.
• Mereka semua (para mujahid) telah melakukan ‘perdagangan’ untuk mendapatkan keridloan Allah yang balasannya adalah dunia dan seisinya. Mereka makan dari padang rumput yang hijau di bumi dan mereka tinggal di gua-gua dan menjadi pekerja dimalam hari dan menjadi pejuang di siang hari, mereka mengobarkan peperangan dengan peluru-peluru mereka seraya meneriakkan Allahhu Akbar (Allah Maha Besar) dan mereka pun mampu mengusir Rusia keluar dari Afghanistan (peperangan masih berlangsung dibeberapa wilayah Afganistan dan akan berlanjut terus untuk memperjuangkan Islam hingga didapatkan kemenangan dan kemulyaan Islam) sampai mereka memperoleh pertolongan dari Allah sebagaimana yang telah di janjikan bahwa Allah akan memenagkan Islam atas semua agama, tidak ada keraguan pada umat Muhammad saw karena mereka adalah ummat yang terbaik seperti yang dilaporkan oleh Ibnu Asaakir, dilaporkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
• “Umatku adalah umat terbaik, kamu tidak akan dapat membeda-bedakan antara kebaikannya dari yang pertama atau yang lalu.”
• Dapat diketahui dengan baik oleh setiap muslim bahwa sangat perlu untuk menerapkan syariat dalam satu kesatuan sistem politik sebagaimana sistem khilafah. Syariat jihad untuk mendapatkan keridloan Allah swt untuk mempertahankan agama Allah dan pemerintahan khilafah (yang terdiri dari muslim dan non muslim)dan untuk menegakkan dakwah dan jihad keseluruh dunia adalah menjadi kewajiban bagi setiap muslim, seperti memerangi musuh-musuh Islam misal fakta pendudukan dan agresi-agresi mereka pada saat ini adalah menjadi kewajiban atas setiap muslim baik laki-laki maupun wanita. Berdasarkan hal ini maka dalam kemampuan dan kapabilitas seperti kewajiban puasa Ramadhan dan sholat lima waktu sebagaimana firman Allah:
• “Diwajibkan atas kamu berperang...” (QS Al Baqoroh : 216)
• Dan Allah juga telah berfirman :
• “...Berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu.” (QS. Al Baqoroh 183)
• Maka tidak ada keraguan atas kaum muslimin untuk memerangi musuh. Apakah musuh tersebut berada diwilayah yang dekat ataupun jauh karena itu adalah tugas yang terbeban atas setiap muslim, terutama setelah nyata kejahatan-kejahatan, serangan-serangan dan penjajahan-penjajahan sehingga mereka dapat mengembangkan sayap mereka dan kekejaman dan kerusakan yang mereka adakan ditengah-tengah tanah air kaum muslimin dan pelanggaran-pelanggaran kesucian bangunan-bangunan suci kaum muslimin, apakah pendudukan terhadap tanah air kaum muslimin atau oleh masuk dan menyerbunya mereka ke tenah air kaum muslimin dengan mengexploitasi sumber tenaga atau dengan membunuh, merampok dan menculik orang-orang muslim. Semua perbuatan ini disamakan dengan orang-orang yang ingkar terhadap agama yaitu orang-orang yang menerapkan hukum-hukum kufur contohnya hukum buatan manusia dan orang-orang yang membunuh muslim yang ikhlas baik pada waktu siang maupun malam dan orang-orang yang menahan keikhlasan dari ummat.
• Tidak ada keraguan bahwa penjajahan dan kejahatan pemimpin yang melegitimasi target untuk muslim, masing-masing dan setiap muslim harus memberi andil baik melalui lisan maupun secara fisik dan finansial, sebagaimana yang diperintahkan oleh syari’ah atau perintahNya, oleh karena itu supaya tidak berdosa maka bagi seorang muslim harus menjalankan tugas ini dan memenuhi perintah ini, sebelum dia bertemu dengan Tuhan mereka. Tidak ada keraguan dalam pemahaman/benak dari muslim yang ikhlas bahwa barang siapa yang bersekutu dengan orang-orang kafir untuk melanggar kesucian kaum mulimin dan barang siapa yang berdiam diri melihat tumpahan darah dari kaum muslimin atau berdiam diri terhadap pemahaman mereka maka bukan termasuk golongan umat Muhammad saw, apakah mereka pemerintah atau rakyat, maka barang siapa yang melindungi pemerintah thogut dan melindungi agresor-agresor dan penjajah kufur dari pembalasan kaum muslimin juga bukan termasuk golongan umat Muhammad (saw), lebih lanjut barang siapa yang membuat laporan kepada thogut dan menunjukkan lokasi dari mujahidin atau aktivitas-aktivitas muslim kepada FBI, CIA, M15, ISI atau beberapa pembesar kafir,maka bukan dari golongan ummat Muhammad saw, apakah mereka pemerintah atau rakyat. Selanjutnya barang siapa yang tidak merasa malu/ternoda untuk kemulyaan dan kehormatan kaum muslimin adalah bukan bagian dari tubuh umat yang nabi Muhammad saw bersabda:
• “...seorang muslim saling mencintai di antara mereka, saling melindungi dan saling bekerja sama di antara mereka seperti satu tubuh, jika sebagian menderita maka seluruh tubuh dan organ yang lainnya juga ikut merasakannya.”
• Dari sini, sungguh mereka bukan berasal dari satu tubuh umat, apakah mereka sebagai orang yang duduk di pemerintahan (penguasa) atau sebagai rakyat, sebagai tambahan barang siapa telah memulai datang untuk menutupi ketidakpercayaan (kaum muslimin akan hal ini) dan bekerja sama dengan orang-orang kafir misal sebagai penasehat rezim, penguasa, polisi, dst dan barang siapa mengatakan hal-hal yang menyudutkan kaum muslimin dengan membubuhi segel muslim seperti khawarij, extrims atau orang gila, orang-orang yang terpinggirkan (fundamentalis), maka dengan perbuatannya tadi ia telah masuk dalam urutan orang-orang yang tidak boleh dipercaya dan mereka bukan bagian dari ummat ini meskipun mereka mengklaim diri mereka adalah muslim. Kita sebagai muslim adalah orang yang tunduk pada Allah yang Maha Kuasa, Asma-asmaNya, Atribut-atributNya dan perintah-perintahNya semata-mata dan kita akan selalu memenuhinya
• Kita bekerja keras dan berjuang dalam membela Islam dan kaum muslimin hanya untuk Allah sepanjang kaum muslimin berada dalam kebenaran dan memenuhi perintah Allah. Kita harus mendukung ulama yang sholeh, aktivis dan mujahidin,seperti: sheikh Usamah Bin Laden, sepanjang perkataan dan pedang mereka angkat untuk kemulyaan Islam, sepanjang perjuangan mereka ditujukan untuk melawan musuh Allah dan selama usaha mereka untuk memelihara kemulyaan diri kaum muslimin setelah orang-orang yang ingkar terhadap hukum Allah menghilangkannya. Selama Usama dan perjuangannya untuk menuntut dan mengembalikan hak-hak kita dan bekerja keras dengan jihadnya untuk membebaskan tanah kita dan sepanjang mereka percaya kepada Allah menundukkan satu dengan yang lain, walaupun berkelompok atau secara individu dan sepanjang mereka mengangkat bendera Islam, melalui asap senjata atau suara mereka kita akan selalu mendukung dan mengikutinya.
• Sudah menjadi ketentuan yang Maha Kuasa siapa yang menghianati Islam dan kaum muslimin akan berakhir dengan kehinaan baik dengan tangan mereka sendiri atau dengan tangan orang beriman. Kita melihat bahwa baru saja terjadi di Afganistan, Irak dan Palestina dimana mereka yang menghianati umat Islam akan saling menyerang dengan senjata mereka untuk menghilangkan ketakutan mereka sebagai musuh Allah. Seperti UK dan US khususnya, setelah mereka mengadakan tekanan terhadap kaum muslimin dengan menyebarkan kebohongan tentang keunggulan kekuatan mereka terhadap kekuatan musuh-musuhnya yang menunjukkan pikiran mereka tentang bagaimana ia berfikir, maksud mereka, serta alasan mereka untuk tidak beriman, dan dengan hal itu kaum muslimin mundur dan tunduk pada diktator dan penjahat Barat, setelah itu akibat propaganda yang disebarkan oleh orang-orang kafir yang menyebabkan mereka menjadi budak Barat, mengikuti mereka selangkah demi selangkah, memuja mereka siang dan malam sehingga mereka kehilangan seluruh kehormatan, bahkan dari pemimpin dan sekutunya. Sekarang kita lihat bagaimana pedang-pedang yang tidak pernah disarungkan untuk memerangi musuh sesungguhnya, dan mereka justru menggunakannya untuk menyerang kaum muslimin sendiri satu sama lain seperti penyerangan di Irak, Palestina dan Afganistan dan bagaimana mereka membunuh satu sama lain dan juga tangan-tangan penguasa mereka sebagai hukuman dari Allah. Meskipun mereka merasa aman dari apa yang mereka lakukan tetapi mereka tidak akan pernah selamat dari pedang Islam yang diangkat oleh para mujahidin untuk berjuang demi mendapatkan keridloan Allah.
• Bahwasannya USA digentarkan dan ditakutkan oleh jumlah yang kecil dari kaum muslimin yang hidup digua-gua dan tidak takut kecuali pada Allah, yang berjuang hanya untuk Allah seluruh kekayaanya, keluarganya, kesenangan hidup dan kehidupan mereka, yang memiliki keinginan yang tinggi untuk mencapai rahmatNya dan pertolonganNya dan berjuang menegakkan Dien-Nya. Setelah orang yang ingkar terhadap Allah memisahkan Islam dari kekuasaan dan dari kehidupan masyarakat, membawa kekuatan kafir yang jahat dengan menggunakan artileri mereka untuk merusak tanah kita, membunuh anak-anak kita dan melanggar kehormatan kita. Pembuat hukum (penguasa saat ini) melihat saja tanpa menjaga darah kaum muslimin yang sampai meluas di Afganistan, tidak terhitung rumah-rumah yang rusak di Palestina, industri yang mengeksploitasi tenaga wanita dan anak-anak di Sudan dan orang-orang yang mati kelaparan di Irak, wanita yang menangis karena telah diperkosa di Gujarat dan Kasmir dan teror yang meluas sampai di Somalia, Birma Libanon, Filipina, Eritrea dan Sudan Selatan. Marilah kita mengingat pembantaian kaum muslimin besar-besaran di Bosnia, Kosovo dan di China, yang mana seluruh mata dunia mengetahui tetapi tidak pernah memperhatikan teror atau tindakan kriminal mereka yang sudah jelas terlihat, sehingga dari peristiwa ini kita jangan mudah percaya terhadap masyarakat internasional. Meskipun para janda, anak yatim di media TV mereka, yang telah kehilangan tanah air tercinta yaitu Palestina dan yang menangis hanya untuk sepotong roti, itu adalah sesuatu yang ironis (sukar) setelah semua ketakutan, rasa ngeri, kekejaman, pembunuhan dan penjajahan, kemudian kaum muslimin berjuang untuk mempertahankan kehormatan dan jiwa mereka, membalas dendam dan yang berjuang melawan musuh atas kekejaman yang telah mereka lakukan, malah mereka (kaum muslimin) dijuluki sebagai teroris oleh masyarakat dunia yang mengumandangkan hak asasi manusia.
• Tetapi wahai saudaraku seaqidah, kita tidak perlu terkejut dan harus selalu ingat bahwa Amerika adalah memang negara yang tampil menawan di muka publik, akan tetapi sebetulnya merupakan negara yang penuh ambisi, kebijaksanaannya menyesatkan secara menyeluruh. Meskipun orang-orang kafir tersebut menyerang kita, kita tidak seharusnya mengeluh, tapi kita harus berjuang melawan mereka , karena tidak ada dosa untuk melakukan hal tersebut terhadap orang-orang kafir yang mana mereka adalah musuh dari kaum muslimin dan Allah telah mengingatkan kita. Allah SWT berfirman:
• “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu’.” (QS.Al Baqarah 2:120)
• Dan Firman Allah swt :
• “Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran...” (QS Al Baqarah, 2: 109)
• Oleh karena itu kita dalam keadaan menentang dan melawan idiologi mereka dan keyakinan mereka, mereka tidak akan pernah menjadi saudara-saudara kaum muslimin sampai bulan dapat berbicara (hal itu tidak akan pernah terjadi). Jadi jalinan ini tidak akan terjadi antara kaum muslimin dengan orang-orang kafir.
• Inti dari hal diatas adalah seharusnya perhatian kaum muslimin tertuju pada bagaimana cara menuju khilafah sebagaimana jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan sahabat. Supaya mengerti akan kenyataan pada kaum muslimin yaitu dengan tidak adanya atau dengan tidak tertegakkan sistem khilafah maka tidak tertegakkan hukum syara’ dan hal itu merupakan tanggung jawab sekaligus kewajiban, untuk menegakkan hukum syara’, sistemnya yang uniq dan khas, yaitu suatu kekhilafahan yang mengikuti metodelogi Rasulullah saw dan sahabat yang telah disahkan melalui implementasi syari’ah dan didirikannya negara Islam pertama. Seperti kenyataan yang diriwayatkan dalam Shohih Bukhori no 7320 yang disandarkan pada Abu Said Al Khidri dan diriwayatkan juga dalam Shahih Muslim bahwa nabi Muhammad saw mengatakan :
• “Kamu akan mengikuti kebiasaan dan jalan mereka sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan jika mereka memasuki lubang biawak maka kamu akan mengikutinya. Kami menanyakan kepada Rasulullah,"Ya Rasulullah apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?” Jawab Rasulullah,"Ya ,siapa lagi?!”
• Dan hadits ini menunjukkan secara jelas bahwa sekarang kaum muslimin telah mencontoh sistem yang dibuat manusia dan cara hidup orang kafir dan mengesampingkan syari’ah dan putusan sistem yang uniq dan hadits ini secara jelas diriwayatkan oleh Musnad Imam Ahmad no 21656, yang diriwayatkan dari Abu Umama Al Baahili.
• Rasulullah Muhammad saw bersabda:
• “Ikatan-ikatan Islam akan terlepas satu persatu, dan bilamana ikatan itu terbuka manusia akan memegangnya sampai tinggal satu, dan yang pertama terurai adalah syari’ah dan yang terakhir adalah ibadah...”
• Inilah realita sekarang, ketika hampir seluruh manusia meninggalkan ibadah, sampai mesjid hanyalah dijadikan sebagai simbol dengan fakta kaum muslimin yang absen dari Islam dengan fakta masyarakat yang menjadikan muslim hanya sebagai nama saja sepertinya tidak tertinggal dari Islampun kecuali namanya. Sungguh Rasulullah Muhammad saw menyampaikan fakta ini dengan sabdanya (hadits diriwayatkkkan oleh Shu’ab Al-Imaan, dalam Imaam Al-Baihaqi No: 1908-1909, dan disandarkan kepada Imam Ali.r.a.):
• “Akan tiba suatu saat dimana kaum muslimin tidak ada yang tersisa dari Islam kecuali namanya dan tidak ada yang tersisa dari Al Quran kecuali sebagai benda suci, mereka membangun mesjid-mesjid tapi kosong dari aktivitas ibadah dan ulama-ulama’ mereka akan mengajak pada pintu neraka dan mereka akan memulai dengan menyebarkan fitnah-fitnah dan mereka akan kembali...”
• Dan riwayat lain (No. 1910) ditambahkan:
• “Seorang laki-laki terkejut dan bertanya kepada Ali ra kenapa? Mengenai hal tersebut beliau menjawab jika masalah fiqh menjadi rusak dan kefasikan mereka anggap perkara yang terbaik bagi mereka, dan kekuasaan digunakan untuk fasilitas kemaksiatan mereka, ketika itu tunggulah beberapa waktu...”
• Oleh karena itu penting bagi kaum muslimin kenyataan mereka sebenarnya dan untuk mengerti kewajiban mereka. Sebagaimana yang terdapat dalam musnad dari Imam Ahmad no.16344, diriwayatkan Tamim Al-Daari, bahwa beliau mendengan Rasullullah saw bersabda:
• “Agama ini akan dimenangkan oleh Allah SWT ke mana pun seseorang pergi maka tidak akan ada satu rumahpun baik di desa atau di dalam kota kecuali telah mengimani agama ini baik di waktu siang maupun malam,melalui seseorang yang dihargai maupun melalui orang yang dihinakan...”
• Hadits di bawah ini, dan satu yang disebutkan sebelumnya:
• “Sesungguhnya awal dari agama kalian adalah kenabian dan Rahmad, yang akan berlangsung sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Allah. Kemudian Allah yang Maha Mulia mencabut kenabian itu. Lalu akan muncul pemerintahan zalim. Pemerintahan ini akan terus berlanjut selama Allah menghendakinya, lalu Allah menghapuskannya jika Allah berkehendak menghapuskannya. Kemudian akan muncul pemerintahan diktator dan akan berlangsung selama Allah menghendakinya, lalu Allah melenyapkannya jika Allah berkehendak melenyapkannya. Kemudian akan muncul kembali khilafah yang mengikuti metode kenabian. Dia akan memerintah berdasarkan sunnah Nabi, hingga kekuasaan Islam menyebar luas dimuka bumi ini.”
• Tidak dapat disebutkan banyaknya perintah-perintah Allah yang memerintahkan kita untuk melaksanakan syariat, yang hal itu cukup bagi seseorang untuk bisa komitmen dalam menegakkan khilafah.
• Sepanjang menyangkut penegakan khilafah, hal tersebut merupakan urusan dien (agama) dimana tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dengan melaksanakan segala perintahNya, dan ini merupakan kewajiban terbesar setelah tauhid dan jihad. Arti dari Al Imamah atau Al khilafah menunjukkan bahwa hal tersebut berhubungan dengan kepemimpinan Islam dan Muslim.
• Sebagai Imam, ia adalah seorang kholifah, yang memimpin ummat dan ia adalah seorang penguasa yang dikenal dengan Al khilafatul Uzzama atau Al Ummatul Qubro, hal ini untuk membedakannya dari Imamah sholat. Untuk alasan ini kami menemukan bahwa seluruh ayat (Al Quran) dan Al Hadits, dalam hal Al khilafah dan Al Imamah, istilah Imam dan Al khalif tidak berbeda, kedua istilah tersebut sama/sinonim dan itulah mengapa Imam An Nawawi mengatakan dalam buku Rawdat at Talibin, pada vol 10 hal 49:(diperbolehkan untuk menyebut Imam adalah khilafah atau Amirul Mu’minin)
• Dan salah satu definisi dari ulama pada masa Khilafah, terdapat dalam buku Nihayat Al Muhtaj dari Al Imam Al Ramli, pada vol 7 hal 389 dalam definisinya ahli sunnah, bahwa imam tertinggi/terbesar adalah seseorang yang melaksanakan urusan-urusan khilafah, dalam melindungi dan mempertahankan Ad Dien dan mengurus serta mengatur urusan-urusan kehidupan sebagai pelaksana hukum yang disebut sebagai kepemimpinan Imamah atau kepemimpinan kholifah, dan sudah merupakan persetujuan umum / mufakat di antara orang-orang Ahlu Sunnah bahwa Imamah diwajibkan atas semua muslim dan mereka harus mempunyai seorang imam di antara mereka untuk melaksanakan dien Islam dan menegakkan hukum Allah di antara Ummat. Dan dalil dalam hal ini diambil dari Al Qur an, Sunnah dan ijma’ shohabat.
• Dari dalil Al Qur’an, Allah swt berfirman dalam QS.4:59
• “Hai Orang-orang yang beriman taatilah Allah, taatilah RasulNya dan Ulil Amri di antara kamu...” Dan (QS. 4:83) yaitu: “Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenaranya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).”
• Dalam dua ayat Allah swt tersebut secara jelas memerintahkan kepada kita untuk mentaati Ulil Amri yaitu orang-orang yang berkuasa di antara mereka. Imam Malik menyatakan secara jelas bahwa mereka adalah penguasa, wakil dan utusan serta ahli hukum. Lebih jauh lagi ayat tersebut secara jelas memerintahkan kita untuk menyerahkannya kepada orang yang berkuasa/ahli (Ulil Amri), setelah menyerahkannya pada Allah swt dan RasulNya Muhammad saw, dengan tujuan untuk melaksanakan perintah Allah swt dan RasulNya. Ini merupakan bukti yang jelas bahwa kewajiban di antara muslim untuk mengangkat seorang Imam untuk mengatur segala urusan mereka dan menguasai segala kepentingan mereka dengan melaksanakan perintah Allah, dan padahal Allah tidak memerintahkan kita untuk mentaati pada sesuatu yang tidak ada.
• Adapun dalil dari sunnah, terdapat hadits diriwayatkan Muslim, dalam kitab Al Imarah, Hadits no. 1851, bahwa Abdullah Ibnu Umar ra mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa mati tanpa ada Baiat maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.”
• Dan dalil dari hadits ini adalah bahwa baiat merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan telah diketahui bahwa tidak ada baiat kecuali untuk seorang imam, oleh karena itu untuk mengangkat seorang imam untuk melaksanakan Islam secara Internal maupun eksternal. Sebagai tambahan, ada 2 hadits lagi yang secara jelas menyatakan pentingnya pengangkatan seorang imam. Diriwayatkan Imam Ahmad dan Sunan Abu Daud dari Abdullah Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
• “Tidak dibolehkan tiga orang berada disuatu daerah dimuka bumi kecuali jika mereka mengangkat seorang amir di antara mereka.” Hadits yang kedua diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al khidri dan dikumpulkan Abu Daud dalam kitab Al Jihad, bahwa Rasulullah saw bersabda:
• “Jika tiga orang bepergian mereka harus mengangkat amir di antara mereka.”
• Kedua hadits ini jelas menandakan bahwa wajib atas muslim untuk mengangkat seorang amir yang mengurusi segala urusan umat yang merupakan alasan yang lebih penting dari memilih seorang amir dalam perjalanan, yang mana hanya mengurusi urusan tiga orang tersebut. Lebih jauh lagi, Imam Saukani di dalam bukunya Nailul Authar, dalam bab kewajiban mengangkat amir pada vol.8 hal 288, menyatakan bahwa “Jika terdapat tiga orang yang berkumpul atau mengadakan perjalanan bersama, maka mereka harus mengangkat salah satu dari mereka seorang amir, oleh karena itu jumlah yang lebih besar dari tiga, apakah mereka tinggal di suatu perkampungan atau suatu propinsi dan membutuhkan untuk dapat menyelesaikan perselisihan di antara mereka, menghakimi dan mengambil keputusan di antara mereka maka haruslah mengangkat seorang amir.”
• Hal ini menjadi bukti bahwa kaum muslimin harus mengangkat seorang amir atau imam sebagai mufakat atau kesepakatan umum orang-orang dari Ahlu Sunnah telah membuktikan kebenarannya dan menguatkan bahwa kewajiban bagi kaum muslimin adalah untuk mengangkat seorang khalifah.
• Kesepakatan pertama adalah memilih di antara sahabat, mereka mengangkat seorang khalifah setelah nabi Muhammad saw wafat, bahkan sebelum pemakamannya. Bukti atau dalil dari hal ini dinyatakan secara jelas dalam Fathul Bari kitab sarah Shohih Bukhori dalam hal Munakib As Shohabah (kebaikan-kebaikan shohabat) pada vol. 7 hal 19.
• Lebih jauh lagi, kaidah syara’ yang menyatakan bahwa,"jika suatu kewajiban tidak akan sempurna tanpa adanya sesuatu maka sesuatu itu menjadi wajib”. Kaidah syara’ ini secara jelas mengindikasikan supaya umat hidup dalam naungan Islam dan supaya urusannya diatur secara baik dari sisi perintah Allah, menegakkan Khilafah merupakan kewajiban terbesar dalam Dien dalam agama setelah Tauhid. Kenyataanya tanpa seorang Imamah dalam arti kholifah, agama atau Ad Dien tidak akan tegak dan terlaksana. Makanya mengapa syaikhul-Islam Sheikh Ibnu Taimiyah menegaskan secara jelas dalam bukunya As Siyasah As Syari’ah pada halaman 161-162 dan bukunya Majmu’ul Fatwa vol.28 hal 390-393, bahwa : “kita semua harus sadar bahwa pelaksanaan segala urusan ummat merupakan salah satu kewajiban Ad Dien dan pelaksanaannya tidak akan terjadi kecuali oleh Imaroh (kepemimpinan), karena kepentingan anak-anak Adam tidak akan terselesaikan kecuali apabila mereka bergabung dan menyatukan kepentingan mereka, dan tidak akan terjadi penyatuan tersebut kecuali jika ada seorang pemimpin. Inilah mengapa Allah saw mewajibkan menyeru kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan dan hal ini tidak akan sampai pada masyarakat kecuali dengan adanya seorang penguasa dan Imaroh (pemimpin) yang menjalankannya dan semua kewajiban yang lain seperti jihad, haji, sholat ‘ied atau menegakkan hudud atau pelaksanaan peradilan tidak terlaksana kecuali oleh seorang penguasa atau Imaroh.

• Tulisan Lainnya Tentang
Merayakan Valentine Day, Berarti Ikut Menuhankan Yesus
Oleh Fadly pada Jum'at 02 Februari 2007, 03:51 PM
Print Recommend (11) Comment (0)
Di hari-hari ini, sesekali pergilah ke mall atau supermarket besar yang ada di kota Anda. Lihatlah interior mall atau supermarket tersebut. Anda pasti menjumpai interiornya dipenuhi pernak-pernik —apakah itu berbentuk pita, bantal berbentuk hati, boneka beruang, atau rangkaian bunga— yang didominasi dua warna: pink dan biru muda.
Dan Anda pasti mafhum, sebentar lagi kebanyakan anak-anak muda seluruh dunia akan merayakan Hari Kasih Sayang atau yang lebih tenar distilahkan dengan Valentine Day.
Momentum ini sangat disukai anak-anak remaja, terutama remaja perkotaan. Karena di hari itu, 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang dicintai atau disayanginya, terutama kekasih. Valentine Day memang berasal dari tradisi Kristen Barat, namun sekarang momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali negeri-negeri Islam besar seperti Indonesia.
Sayangnya, tidak semua anak-anak remaja memahami dengan baik esensi dari Valentine Day. Mereka menganggap perayaan ini sama saja dengan perayaan-perayaan lain seperti Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan sebagainya. Padahal kenyataannya sama sekali berbeda.
Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan semacamnya sedikit pun tidak mengandung muatan religius. Sedangkan Valentine Day sarat dengan muatan religius, bahkan bagi orang Islam yang ikut-ikutan merayakannya, hukumnya bisa musyrik, karena merayakan Valentine Day tidak bisa tidak berarti juga ikut mengakui Yesus sebagai Tuhan. Naudzubilahi min Dzalik. Mengapa demikian?
SEJARAH VALENTINE DAY
Sesungguhnya, belum ada kesepakatan final di antara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku “Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pusaka Alkautsar, 2005), sejarah Valentine Day dikupas secara detil. Inilah salinannya:
Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.
Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.
Di zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa.
Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata.
Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya.
Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I.
Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.
Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.
TRADISI KIRIM KARTU
Selain itu, tradisi mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan Santo Valentine. Pada tahun 1415 M, ketika Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St. Valentine tanggal 14 Februari, ia mengirim puisi kepada isterinya di Perancis.
Oleh Geoffrey Chaucer, penyair Inggris, peristiwa itu dikaitkannya dengan musim kawin burung-burung dalam puisinya.
Lantas, bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” yang sampai sekarang masih saja terdapat di banyak kartu ucapan atau dinyatakan langsung oleh pasangannya masing-masing? Ken Sweiger mengatakan kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang mempunyai persamaan dengan arti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini sebenarnya pada zaman Romawi Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi.
Disadari atau tidak, demikian Sweiger, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi “To be my Valentine?”, maka dengan hal itu sesungguhnya kita telah terang-terangan melakukan suatu perbuatan yang dimurkai Tuhan, istilah Sweiger, karena meminta seseorang menjadi “Sang Maha Kuasa” dan hal itu sama saja dengan upaya menghidupkan kembali budaya pemujaan kepada berhala.
Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi atau lelaki rupawan setengah telanjang yang bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia begitu rupawan sehingga diburu banyak perempuan bahkan dikisahkan bahwa ibu kandungnya sendiri pun tertarik sehingga melakukan incest dengan anak kandungnya itu!
Silang sengketa siapa sesungguhnya Santo Valentine sendiri juga terjadi di dalam Gereja Katolik sendiri. Menurut gereja Katolik seperti yang ditulis dalam The Catholic Encyclopedia (1908), nama Santo Valentinus paling tidak merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda, yakni: seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Koneksi antara ketiga martir ini dengan Hari Valentine juga tidak jelas.
Bahkan Paus Gelasius II, pada tahun 496 menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini, walau demikian Gelasius II tetap menyatakan tanggal 14 Februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus.
Ada yang mengatakan, Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Jenazah itu kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi di dalam gereja. Pada hari itu, sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 dengan alasan sebagai bagian dari sebuah usaha gereja yang lebih luas untuk menghapus santo dan santa yang asal-muasalnya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena hanya berdasarkan mitos atau legenda. Namun walau demikian, misa ini sampai sekarang masih dirayakan oleh kelompok-kelompok gereja tertentu.
Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno di mana masih berlaku kepercayaan paganisme (penyembahan berhala). Gereja Katolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya Santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Walau demikian, perayaan ini pernah diperingati secara resmi Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia dan dilarang secara resmi pada tahun 1969. Beberapa kelompok gereja Katolik masih menyelenggarakan peringatan ini tiap tahunnya.
KEPENTINGAN BISNIS
Kalau pun Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu tidak lain dari upaya para pengusaha yang bergerak di bidang pencetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah meraup keuntungan sangat besar dari event itu.
Mereka sengaja, lewat kekuatan promosi dan marketingnya, meniup-niupkan Hari Valentine Day sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi, agar dagangan mereka laku dan mereka mendapat laba yang amat sangat besar. Inilah apa yang sering disebut oleh para sosiolog sebagai industrialisasi agama, di mana perayaan agama oleh kapitalis dibelokkan menjadi perayaan bisnis.
PESTA KEMAKSIATAN
Christendom adalah sebutan lain untuk tanah-tanah atau negeri-negeri Kristen di Barat. Awalnya hanya merujuk pada daratan Kristen Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, dan sebagainya, namun dewasa ini juga merambah ke daratan Amerika.
Orang biasanya mengira perayaan Hari Valentine berasal dari Amerika. Namun sejarah menyatakan bahwa perayaan Hari Valentine sesungguhnya berasal dari Inggris. Di abad ke-19, Kerajaan Inggris masih menjajah wilayah Amerika Utara. Kebudayaan Kerajaan inggris ini kemudian diimpor oleh daerah koloninya di Amerika Utara.
Di Amerika, kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar. Mr. Howland mendapat ilham untuk memproduksi kartu di Amerika dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. Upayanya ini kemudian diikuti oleh pengusaha-pengusaha lainnya hingga kini.
Sejak tahun 2001, The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) tiap tahun mengeluarkan penghargaan “Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary” kepada perusahaan pencetak kartu terbaik.
Sejak Howland memproduksi kartu ucapan Happy Valentine di Amerika, produksi kartu dibuat secara massal di selutuh dunia. The Greeting Card Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia, sekitar satu milyar kartu Valentine dikirimkan per tahun. Ini adalah hari raya terbesar kedua setelah Natal dan Tahun Baru (Merry Christmast and The Happy New Year), di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama juga memperkirakan bahwa para perempuanlah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu di Amerika mengalami diversifikasi. Kartu ucapan yang tadinya memegang titik sentral, sekarang hanya sebagai pengiring dari hadiah yang lebih besar. Hal ini sering dilakukan pria kepada perempuan. Hadiah-hadiahnya bisa berupa bunga mawar dan coklat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan kepada perempuan pilihan.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, sebuah kencan pada hari Valentine sering ditafsirkan sebagai permulaan dari suatu hubungan yang serius. Ini membuat perayaan Valentine di sana lebih bersifat ‘dating’ yang sering di akhiri dengan tidur bareng (perzinaan) ketimbang pengungkapan rasa kasih sayang dari anak ke orangtua, ke guru, dan sebagainya yang tulus dan tidak disertai kontak fisik. Inilah sesungguhnya esensi dari Valentine Day.
Perayaan Valentine Day di negara-negara Barat umumnya dipersepsikan sebagai hari di mana pasangan-pasangan kencan boleh melakukan apa saja, sesuatu yang lumrah di negara-negara Barat, sepanjang malam itu. Malah di berbagai hotel diselenggarakan aneka lomba dan acara yang berakhir di masing-masing kamar yang diisi sepasang manusia berlainan jenis. Ini yang dianggap wajar, belum lagi party-party yang lebih bersifat tertutup dan menjijikan.
IKUT MENGAKUI YESUS SEBAGAI TUHAN
Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…,” demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan pandangan seperti itu?
Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.
Nah, jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut,” Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga berkata,"Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan,"Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.”
Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani,"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” Wallahu’alam bishawab.(Rz/eramuslim)

Tulisan Lainnya Tentang
artikel Tato Sebabkan Penyakit Kulit Mematikan (Bukti Kebenaran Larangan Nabi SAW)
Oleh Fadly pada Ahad 28 Januari 2007, 04:05 PM
Print Recommend (13) Comment (0)
Sebuah riset medis yang baru-baru ini dipublikasikan menyebutkan, menindik tato pada kulit dapat menyebabkan penyakit kulit yang mematikan, dikenal dengan nama ‘Penyakit Pemakan Tubuh’. Penyakit ini mengakibatkan terbunuhnya sel-sel tubuh.
Beberapa peneliti pada ikatan kesehatan telah mengingatkan, orang-orang yang menindik tato menceburkan dirinya ke dalam bahaya terserang penularan bakteri kulit yang kebal terhadap tanaman-tanaman kesehatan.
Berdasarkan laporan kantor berita REUTERS, Pusat Penanggulangan Penyakit Dan Pencegahan, Amerika Serikat mengatakan, pemantauan terhadap enam kejadian menunjukkan merebaknya penularan bakteri mematikan tersebut.
MRSA merupakan jenis bakteri yang tumbuh berkembang melalui penindikan tato oleh pihak yang melakukannya secara ilegal.
Penyebaran virus MRSA tampak dalam bentuk benjolan-benjolan kecil atau bagian-bagian kulit yang meradang. Oleh karena itu, sangat mungkin sekali menyebabkan terjadinya problem besar dan berbahaya seperti radang paru-paru atau kanker darah. Dalam sebagian kondisi, dapat menyebabkan terserang peradangan tipis yang mematikan sel-sel yang disebut dengan ‘Penyakit Pemakan Tubuh’.
Manakala sebagian besar penyebaran virus tersebut terbatas pada rumah-rumah sakit dalam waktu tertentu, maka virus tersebut santer menyerang secara tajam di tengah masyarakat seperti di kalangan para NAPI, tim olahraga dan kelompok lainnya yang memiliki hubungan kental antara satu dengan yang lainnya. Bisa jadi, karena mereka sama-sama menggunakan alat-alat yang tercemar.
Pengamatan yang dilakukan para peneliti kesehatan menunjukkan, dalam banyak kasus, orang-orang yang menindik tato tidak mengindahkan kaidah-kaidah kesehatan yang berlaku seperti mengganti sarung tangan dari kasus ke kasus, menggunakan pembersih kulit atau pun alat-alat yang mencegah tersebarnya virus.
Seperti diketahui, agama Islam melarang pemakaian tato yang tercermin dalam hadits Rasulullah SAW yang melaknat ‘wanita yang mentato dan minta ditato.’ Ini telah disinyalir hadits nabawi 1400 tahun sebelum para dokter menyingkap bahanyanya tersebut.
(Sumber: Situs Islam Terkenal Timur Tengah, ‘Mufakkira el-Islam’)

Tulisan Lainnya Tentang
artikelBagaimana Cara Meyakinkan Orang Bodoh dalam 10 Menit
Oleh Prince of Jihad pada Ahad 06 Januari 2008, 11:57 AM
Print Recommend (39) Comment (12)
Assalaamu'alaikum,
Ini adalah debat yang terjadi antara aku dan seorang yang dungu tentang keyakinan kita, dan Alhamdulillah merupakan hal yang mudah untuk meyakinkannya.
Orang Bodoh: Kamu para salafi adalah para pelaku takfiri, bagaimana kalian bisa tega mengatakan seorang yang mengatakan “La ilaha illa Allah” sebagai seorang Kafir? Apakah kamu tidak takut kepada Allah? Hanya Allah yang tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Kamu nggak bisa memanggil setiap orang dengan sebutan Kafir kecuali kamu tahu apa yang ada di hati mereka, dan ini adalah suatu hal yang tidak mungkin.
Aku: Okey, coba beritahu aku, jika seseorang berkata: “La ilaha illa Allah” sementara dia masih percaya bahwa yesus adalah anak Allah... akankah dia kita sebut sebagai seorang Muslim?
Orang Bodoh: Tidak, pastinya bukan lah..
Aku: Jadi kita menyadari bahwa seseorang yang mempunyai keyakinan Kufur adalah seorang Kafir, walaupun dia telah mengatakan Shahadah.. benar begitu?
Orang Bodoh: Ya, itu adalah benar.
Aku: Jadi.. Bagaimana tentang seseorang yang mengucap syahadah tetapi dia masih menghina Allah (swt) dan Islam.. apakah ini dianggap sebagai seorang Muslim?
Orang Bodoh: Tentu bukan.
Aku: Jadi kita menyadari bahwa seorang yang berkata Kufur dengan jelas adalah seorang Kafir, walaupun dia mengucap Syahadah, benar?
Orang Bodoh: Ya, itu adalah benar.
Aku: Dan bagaimana tentang seseorang yang telah mengucapkan Syahadah, tapi dia masih tak berdaya terhadap berhala, dan menginjak-injak Qur’an dengan sengaja.. apakah dia seorang Muslim?
Orang Bodoh: Tidak dia bukanlah Muslim.
Aku: Jadi kita menyadari bahwa seseorang yang melakukan tindakan Kekufuran adalah seorang Kafir, sekalipun dia mengucap Syahadah, benar?
Orang Bodoh: Ya, itu adalah benar.
Aku: Oleh karena itu kita menyadari bahwa tidak setiap orang yang mengucapkan “La ilaha illa Allah” adalah seorang Muslim.. jika dia melakukan Kekufuran, dia adalah seorang Kafir, dan pernyataan itu tidak akan membawa manfaat baginya.. Jadi mengapa kamu menyalahkan kami dengan memanggil mereka yang jatuh kepada kekufuran sebagai Kuffar?
Orang Bodoh: Lalu bagaimana kamu menjelaskan Hadith Usama bin Zaid (raa) ketika dia membunuh lelaki yang mengatakan “la ilaha illa Allah”?
Aku: Apakah lelaki itu menunjukkan Kekufuran setelah dia mengucapkan pernyataan itu?
Orang Bodoh: Nggak.
Aku: Jadi mengambilnya sebagai bukti menjadi invalid.. dan marilah aku mengingatkanmu tentang kisah Abu Bakr (raa) dengan kaum Murtaddeen.. mereka telah mengucapkan Shahadah, sholat, puasa.. tetapi tidak membayar Zakat.. SEMUA Sahabat tetap memanggil mereka sebagai kaum Murtaddeen.. karena mereka menunjukkan tindakan Kekufuran.
Orang Bodoh: Ya.. (Kemudian hal tersebut mengarahkan pembuktian bahwa para penguasa kita tengah melakukan Kekufuran secara jelas).
Ar Rahmah Articles
http://www.arrahmah.com
The State of Islamic Media

Tulisan Lainnya Tentang
Hijab di Dunia Modern
Oleh Fadly pada Sabtu 23 Desember 2006, 11:55 PM
Print Recommend (11) Comment (0)
Wanita-wanita Barat percaya bahwa mereka mempunyai kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkan. Ia merasa demikian karena telah begitu lama dan panjang memperjuangkan wanita dalam mendapatkan haknya untuk memilih, hak untuk bekerja dan mempunyai kehidupan sendiri, hidup mandiri dan diakui atau dihargai oleh masyarakat sebagi orang yang mempunyai kemampuan dan kecantikan. Untuk mencapai atau mendapatkan haknya itu maka wanita tersebut harus dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat maupun dalam lingkungan tempat kerjanya dengan cara misalnya menata gaya rambutnya, berdandan dan memakai baju yang cocok untuknya. Apabila ia berangkat kerja ia merasa bahwa perhatian semua orang tertuju padanya dan semua orang memandangnya. Ia merasa bahwa ia adalah pusat perhatian dan ia berfikir bahwa “semua mata tertuju padaku dan aku menyukainya”.
Sementara wanita lainnya yang hidup di negeri Barat, selalu bertanya tentang bagaimana cara berpakaian, dalam kehidupan sehari-harinya, dan bertanya-tanya apakah pakaian gelapnya dapat melindunginya dari kekejaman dan keburukan hidup ini. Rasa ketakutan senantiasa mengelilinginya; namun ia tetap melakukan aktivitasnya dan terus maju dengan tenang dan mudah. Hal ini karena kedamaian yang di dapat dari ‘kerudungnya’ besar sekali. Beda sekali dengan wanita-wanita Barat yang selalu ingin jadi pusat perhatian. Ini karena ia adalah seorang muslimah, dan muslimah yang memakai ‘hijab’.
Wanita yang menutup tubuhnya dari atas sampai bawah, bukanlah hal yang aneh lagi di kota-kota besar di Barat, tapi masih begitu banyak yang belum mengetahui apa makna dan alasan mengapa wanita tetap memakai pakaian seperti itu. Sementara yang lainnya menganggap bahwa hal tersebut merupakan suatu pemaksaan atau penindasan Islam terhadap wanita. Akan tetapi bagi seorang muslimah, dia menganggap bahwa akhirnya Islam akan tersebar ke seluruh pelosok dunia. Allah berfirman di dalam Al Qur’an :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudungnya dari leher hingga dadanya” (QS. 24:31)
Sejak kemunculan hijab di Barat maka pemberantasan/penghilangan pemakaian hijab datang terus menerus. Kemunafikan negeri Barat sudah terbukti jelas selama bertahun-tahun bahwa mereka memerangi Islam dan Hijab. Meskipun ada usaha penentangan ini, wanita-wanita pemakai hijab pun semakin bertambah. Dalam bahasa Arab, hijab adalah pakaian untuk menutupi atau menyembunyikan seseorang dari pandangan ghairu muhrim (yaitu seseorang yang dapat kamu nikahi misalnya sepupumu) dan itu merupakan kewajiban. Allah berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka (apabila keluar rumah atau berada di antara laki-laki). Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal (menjadi seorang muslim).” (QS. 33:59).
Juga dikisahkan dalam hadist Rasulullah SAW:
“Aisyah melaporkan bahwa Asma’ putri Abu Bakar masuk ke rumah Rasulullah SAW dengan memakai pakaian yang tipis. Kemudian Rasulullah SAW memalingkan wajahnya seraya berkata: “Wahai Asma’ jika seorang wanita telah baligh (dewasa), maka tidak boleh terlihat sesuatu apapun dari dirinya kecuali ini dan ini” Dan beliau menunjuk kepada wajah dan telapak tangannya”. (HR. Abu Dawud).
Hijab haruslah menutup seluruh tubuh wanita. Dan hijab itu bukan berupa kain yang tipis yang sering wanita pakai dan mereka anggap bahwa mereka sudah menjalankan kewajiban Islam. Sepotong pakaian tipis di kepala tidak dapat menyembunyikan rambutnya yang keluar dan hal itu menyebabkan perselisihan sampai sekarang. Hijab tidak boleh terlalu mencolok, tipis atau transparan atau penuh gambar dan hiasan. Sesungguhnya Islam memerintahkan wanita untuk memakai khimar (kerudung atau penutup kepala dan dada) dan “jilbab” (sejenis pakaian longgar yang menutup semua auratnya dan pakaian sehari-harinya) ketika di luar rumah.
Wanita muslim yang memakai pakaian Islami, bukan untuk alasan apapun melainkan untuk mendapat kemuliaan dari Sang Pencipta, Allah SWT. Mereka melaksanakan perintah Allah SWT yaitu:
“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. 51:56)
Bagaimanapun wanita modern, ia tidak mengikuti aturan-aturan Sang Pencipta. Malahan ia hidup dalam suatu sistem masyarakat yang saat ini mempunyai aturan-aturan yang sebenarnya membebankan atau mengganggunya. Ia pun tidak punya waktu untuk memikirkannya bahkan bagaimana cara berpakaian. Ia bahkan memamerkan tubuhnya di poster-poster, plakat-plakat besar, televisi, majalah, dan surat-surat kabar. Sering juga ia dijadikan sebagai model untuk mempromosikan produk make-up, parfume, mobil, pakaian bahkan ice cream. Kadang ia dijadikan sebagai penjual dari produk barang dagangan dan kerajinan tapi mereka mengatasnamakan semua itu sebagai suatu seni, sebuah kebebasan dan sebuah kemerdekaan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Akan ada di antara umat penerusku, wanita yang memakai baju tapi telanjang dan di atas kepala mereka (akan terlihat seperti) punuk unta. Maka sungguh terkutuklah mereka.” (HR. Muslim).
Sebaliknya, seseorang yang merasa dirinya sebagai wanita yang memiliki kebebasan, sebenarnya dia adalah korban dan budak dari masyarakat modern. Dan wanita muslim terbebas dari sistem seperti ini.
Banyak faedah yang didapat dari menutup aurat, antara lain orang-orang akan menghadapinya dengan sikap penuh kejujuran. Ia akan dikenal karena kepandaiannya, intelektualnya, dan kepribadiannya, bukan dikenal karena bentuk tubuhnya, kecantikannya atau model rambutnya. Jatuhnya martabat wanita Barat adalah karena mereka selalu menjadi korban dari pelecehan seksual dan mereka dipaksa untuk mengikuti cara/kebiasaan-kebiasaan penganut teori kebebasan yang muncul pada saat ini.
“Hijab” membebaskan wanita dari perbudakan ini. Hijab menjauhkan manusia dari kepatuhan pada manusia menuju kepatuhan kepada Sang Maha Sempurna, yaitu Allah SWT.
Memakai hijab bukanlah perbuatan yang sia-sia. Seorang wanita mungkin menerima banyak cobaan dabn godaan karena kepatuhannya kepada Allah SWT. Akan tetapi jika dia menunaikan kewajibannya amaka tidak akan dianiaya oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal sholeh, baik ia laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka mereka masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”. (QS. 4:124).
Dan bagi siapa saja yang tidak patuh pada hukum-hukum Sang Pencipta dan takut kepada manusia maka mereka adalah orang-orang yang merugi. Sebagaimana yang Allah SWT jelaskan dalam QS. 3:85:
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Akan tetapi siapa yang mencari ridho Allah SWT dengan mematuhi segala perintah-Nya, maka mereka termasuk orang-orang yang beruntung sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. 55:60:
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula”.

Tulisan Lainnya Tentang
• niswah
Kisah Pendeta Senior di Afrika Selatan yang Masuk Islam
Oleh Fadly pada Sabtu 04 November 2006, 11:31 PM
Print Recommend (9) Comment (0)
"Ya Tuhanku… Wahai Dzat yang telah men-ciptakanku… sungguh telah tertutup semua pintu di hadapanku kecuali pintuMu… Janganlah Engkau halangi aku mengetahui kebenaran… manakah yang hak dan di manakah kebenaran? Ya Tuhanku… jangan Engkau biarkan aku dalam kebimbangan… tunjukkan kepadaku jalan yang hak dan bimbing aku ke jalan yang benar…
Mungkin kisah ini terasa sangat aneh bagi mereka yang belum pernah bertemu dengan orangnya atau langsung melihat dan mendengar penuturannya. Kisah yang mungkin hanya terjadi dalam cerita fiktif, namun menjadi kenyataan. Hal itu tergambar dengan kata-kata yang diucapkan oleh si pemilik kisah yang sedang duduk di hadapanku mengisahkan tentang dirinya. Untuk mengetahui kisahnya lebih lanjut dan mengetahui kejadian-kejadian yang menarik secara komplit, biarkan aku menemanimu untuk bersama-sama menatap ke arah Johannesburg, kota bintang emas nan kaya di negara Afrika Selatan di mana aku pernah bertugas sebagai pimpinan cabang kantor Rabithah al-’Alam al-Islami di sana.
Pada tahun 1996, di sebuah negara yang sedang mengalami musim dingin, di siang hari yang mendung, diiringi hembusan angin dingin yang menusuk tulang, aku menunggu seseorang yang berjanji akan menemuiku. Istriku sudah mempersiapkan santapan siang untuk menjamu sang tamu yang terhormat. Orang yang aku tunggu dulunya adalah seorang yang mempunyai hubungan erat dengan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Ia seorang misionaris penyebar dan pendakwah agama Nasrani. Ia seorang pendeta, namanya ‘Sily.’ Aku dapat bertemu dengannya melalui perantaraan sekretaris kantor Rabithah yang bernama Abdul Khaliq Matir, di mana ia mengabarkan kepada-ku bahwa seorang pendeta ingin datang ke kantor Rabithah hendak membicarakan perkara penting.
Tepat pada waktu yang telah dijanjikan, pendeta tersebut datang bersama temannya yang bernama Sulaiman. Sulaiman adalah salah seorang anggota sebuah sasana tinju setelah ia memeluk Islam, selepas bertanding dengan seorang petinju muslim terkenal, Muhammad Ali. Aku menyambut keda-tangan mereka di kantorku dengan perasaan yang sangat gembira. Sily seorang yang berpostur tubuh pendek, berkulit sangat hitam dan mudah tersenyum. Ia duduk di depanku dan berbicara denganku dengan lemah lembut. Aku katakan,"Saudara Sily bolehkah kami mendengar kisah keislamanmu?” ia tersenyum dan berkata,"Ya, tentu saja boleh.”
Pembaca yang mulia, dengar dan perhatikan apa yang telah ia ceritakan kepadaku, kemudian setelah itu, silahkan beri penilaian.!
Sily berkata,"Dulu aku seorang pendeta yang sangat militan. Aku berkhidmat untuk gereja dengan segala kesungguhan. Tidak hanya sampai di situ, aku juga salah seorang aktifis kristenisasi senior di Afrika Selatan. Karena aktifitasku yang besar maka Vatikan memilihku untuk menjalankan program kristenisasi yang mereka subsidi. Aku mengambil dana Vatikan yang sampai kepadaku untuk menjalankan program tersebut. Aku mempergunakan segala cara untuk mencapai targetku. Aku melakukan berbagai kunjungan rutin ke madrasah-madrasah, sekolah-sekolah yang terletak di kampung dan di daerah pedalaman. Aku memberikan dana tersebut dalam bentuk sumbangan, pemberian, sedekah dan hadiah agar dapat mencapai targetku yaitu memasukkan masyarakat ke dalam agama Kristen. Gereja melimpahkan dana tersebut kepadaku sehingga aku menjadi seorang hartawan, mempunyai rumah mewah, mobil dan gaji yang tinggi. Posisiku melejit di antara pendeta-pendeta lainnya.
Pada suatu hari, aku pergi ke pusat pasar di kotaku untuk membeli beberapa hadiah. Di tempat itulah bermula sebuah perubahan!
Di pasar itu aku bertemu dengan seseorang yang memakai kopiah. Ia pedagang berbagai hadiah. Waktu itu aku mengenakan pakaian jubah pendeta berwarna putih yang merupakan ciri khas kami. Aku mulai menawar harga yang disebutkan si penjual. Dari sini aku mengetahui bahwa ia seorang muslim. Kami menyebutkan agama Islam yang ada di Afrika selatan dengan sebutan ‘agama orang Arab.’ Kami tidak menyebutnya dengan sebutan Islam. Aku pun membeli berbagai hadiah yang aku inginkan. Sulit bagi kami menjerat orang-orang yang lurus dan mereka yang konsiten dengan agamanya, sebagaimana yang telah berhasil kami tipu dan kami kristenkan dari kalangan orang-orang Islam yang miskin di Afrika Selatan.
Si penjual muslim itu bertanya kepadaku,"Bukankah anda seorang pendeta?” Aku jawab,"Benar." Lantas ia bertanya kepadaku,"Siapa Tuhanmu?” Aku katakan,"Al-Masih." Ia kembali berkata,"Aku menantangmu, coba datangkan satu ayat di dalam Injil yang menyebutkan bahwa al-Masih AS berkata, ‘Aku adalah Allah atau aku anak Allah. Maka sembahlah aku’.” Ucapan muslim tersebut bagaikan petir yang menyambar kepalaku. Aku tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Aku berusaha membuka-buka kembali catatanku dan mencarinya di dalam kitab-kitab Injil dan kitab Kristen lainnya untuk menemukan jawaban yang jelas terhadap pertanyaan lelaki tersebut. Namun aku tidak menemukannya. Tidak ada satu ayat pun yang men-ceritakan bahwa al-Masih berkata bahwa ia adalah Allah atau anak Allah. Lelaki itu telah menjatuhkan mentalku dan menyulitkanku. Aku ditimpa sebuah bencana yang membuat dadaku sempit. Bagaimana mungkin pertanyaan seperti ini tidak pernah terlintas olehku? Lalu aku tinggalkan lelaki itu sambil menundukkan wajah. Ketika itu aku sadar bahwa aku telah berjalan jauh tanpa arah. Aku terus berusaha mencari ayat-ayat seperti ini, walau bagaimanapun rumitnya. Namun aku tetap tidak mampu, aku telah kalah.
Aku pergi ke Dewan Gereja dan meminta kepada para anggota dewan agar berkumpul. Mereka menyepakatinya. Pada pertemuan tersebut aku mengabarkan kepada mereka tentang apa yang telah aku dengar. Tetapi mereka malah menyerangku dengan ucapan,"Kamu telah ditipu orang Arab. Ia hanya ingin meyesatkanmu dan memasukkan kamu ke dalam agama orang Arab.” Aku katakan,"Kalau begitu, coba beri jawabannya!” Mereka membantah pertanyaan seperti itu namun tak seorang pun yang mampu memberikan jawaban.
Pada hari minggu, aku harus memberikan pidato dan pelajaranku di gereja. Aku berdiri di depan orang banyak untuk memberikan wejangan. Namun aku tidak sanggup melakukannya. Sementara para hadirin merasa aneh, karena aku berdiri di hadapan mereka tanpa mengucapkan sepatah katapun. Aku kembali masuk ke dalam gereja dan meminta kepada temanku agar ia menggantikan tempatku. Aku katakan bahwa aku sedang sakit. Padahal jiwaku hancur luluh.
Aku pulang ke rumah dalam keadaan bingung dan cemas. Lalu aku masuk dan duduk di sebuah ruangan kecil. Sambil menangis aku menengadahkan pandanganku ke langit seraya berdoa. Namun kepada siapa aku berdoa. Kemudian aku berdoa kepada Dzat yang aku yakini bahwa Dia adalah Allah Sang Maha Pencipta,"Ya Tuhanku… Wahai Dzat yang telah men-ciptakanku… sungguh telah tertutup semua pintu di hadapanku kecuali pintuMu… Janganlah Engkau halangi aku mengetahui kebenaran… manakah yang hak dan di manakah kebenaran? Ya Tuhanku… jangan Engkau biarkan aku dalam kebimbangan… tunjukkan kepadaku jalan yang hak dan bimbing aku ke jalan yang benar...” lantas akupun tertidur.
Di dalam tidur, aku melihat diriku sedang berada di sebuah ruangan yang sangat luas. Tidak ada seorang pun di dalamnya kecuali diriku. Tiba-tiba di tengah ruangan tersebut muncul seorang lelaki. Wajah orang itu tidak begitu jelas karena kilauan cahaya yang terpancar darinya dan dari sekelilingnya. Namun aku yakin bahwa cahaya tersebut muncul dari orang tersebut. Lelaki itu memberi isyarat kepadaku dan memanggil,"Wahai Ibrahim!” Aku menoleh ingin mengetahui siapa Ibrahim, namun aku tidak menjumpai siapa pun di ruangan itu. Lelaki itu berkata,"Kamu Ibrahim… kamulah yang bernama Ibrahim. Bukankah engkau yang memohon petunjuk kepada Allah?” Aku jawab,"Benar." Ia berkata,"Lihat ke sebelah kananmu!” Maka akupun menoleh ke kanan dan ternyata di sana ada sekelompok orang yang sedang memanggul barang-barang mereka dengan mengenakan pakaian putih dan bersorban putih. Ikutilah mereka agar engkau mengetahui kebenaran!” Lanjut lelaki itu.
Kemudian aku terbangun dari tidurku. Aku merasakan sebuah kegembiraan menyelimutiku. Namun aku belum juga memperoleh ketenangan ketika muncul pertanyaan, di mana gerangan kelompok yang aku lihat di dalam mimipiku itu berada.
Aku bertekad untuk melanjutkannya dengan berkelana mencari sebuah kebenaran, sebagaimana ciri-ciri yang telah diisyaratkan dalam mimpiku. Aku yakin ini semua merupakan petunjuk dari Allah SWT. Kemudian aku minta cuti kerja dan mulai melakukan perjalanan panjang yang memaksaku untuk berkeliling di beberapa kota mencari dan bertanya di mana orang-orang yang memakai pakaian dan sorban putih berada. Telah panjang perjalanan dan pencarianku. Setiap aku menjumpai kaum muslimin, mereka hanya memakai celana panjang dan kopiah. Hingga akhirnya aku sampai di kota Johannesburg.
Di sana aku mendatangi kantor penerima tamu milik Lembaga Muslim Afrika. Di rumah itu aku bertanya kepada pegawai penerima tamu tentang jamaah tersebut. Namun ia mengira bahwa aku seorang peminta-minta dan memberikan sejumlah uang. Aku katakan,"Bukan ini yang aku minta. Bukankah kalian mempunyai tempat ibadah yang dekat dari sini? Tolong tunjukkan masjid yang terdekat.” Lalu aku mengikuti arahannya dan aku terkejut ketika melihat seorang lelaki berpakaian dan bersorban putih sedang berdiri di depan pintu.
Aku sangat girang, karena ciri-cirinya sama seperti yang aku lihat dalam mimpi. Dengan hati yang berbunga-bunga, aku mendekati orang tersebut. Sebelum aku mengatakan sepatah kata, ia terlebih dahulu berkata,"Selamat datang ya Ibrahim!” Aku terperanjat mendengarnya. Ia mengetahui namaku sebelum aku memperkenalkannya. Lantas ia melanjutkan ucapan-nya,"Aku melihatmu di dalam mimpi bahwa engkau sedang mencari-cari kami. Engkau hendak mencari kebenaran? Kebenaran ada pada agama yang diridhai Allah untuk hamba-Nya yaitu Islam.” Aku katakan,"Benar. Aku sedang mencari kebenaran yang telah ditunjukkan oleh lelaki bercahaya dalam mimpiku, agar aku mengikuti sekelompok orang yang berpakaian seperti busana yang engkau kenakan. Tahukah kamu siapa lelaki yang aku lihat dalam mimpiku itu?” Ia menjawab,"Dia adalah Nabi kami Muhammad, Nabi agama Islam yang benar, Rasulullah SAW.” Sulit bagiku untuk mempercayai apa yang terjadi pada diriku. Namun langsung saja aku peluk dia dan aku katakan kepadanya,"Benarkah lelaki itu Rasul dan Nabi kalian yang datang menunjukiku agama yang benar?” Ia berkata,"Benar."
Ia lalu menyambut kedatanganku dan memberikan ucapan selamat karena Allah telah memberiku hidayah kebenaran. Kemudian datang waktu shalat zhuhur. Ia mempersilahkanku duduk di tempat paling belakang dalam masjid dan ia pergi untuk melaksanakan shalat bersama jamaah yang lain. Aku memperhatikan kaum muslimin banyak memakai pakaian seperti yang dipakainya. Aku melihat mereka rukuk dan sujud kepada Allah. Aku berkata dalam hati,"Demi Allah, inilah agama yang benar. Aku telah membaca dalam berbagai kitab bahwa para nabi dan rasul meletakkan dahinya di atas tanah sujud kepada Allah.” Setelah mereka shalat, jiwaku mulai merasa tenang dengan fenomena yang aku lihat. Aku berucap dalam hati,"Demi Allah sesungguhnya Allah SAW telah menunjukkan kepadaku agama yang benar.” Seorang muslim memanggilku agar aku mengumumkan keislamanku. Lalu aku mengucapkan dua kalimat syahadat dan aku menangis sejadi-jadinya karena gembira telah mendapat hidayah dari Allah SWT.
Kemudian aku tinggal bersamanya untuk mempelajari Islam dan aku pergi bersama mereka untuk melakukan safari dakwah dalam waktu beberapa lama. Mereka mengunjungi semua tempat, mengajak manusia kepada agama Islam. Aku sangat gembira ikut bersama mereka. Aku dapat belajar shalat, puasa, tahajjud, doa, kejujuran dan amanah dari mereka. Aku juga belajar dari mereka bahwa seorang muslim diperintahkan untuk menyampaikan agama Allah dan bagaimana menjadi seorang muslim yang mengajak kepada jalan Allah serta berdakwah dengan hikmah, sabar, tenang, rela berkorban dan berwajah ceria.
Setelah beberapa bulan kemudian, aku kembali ke kotaku. Ternyata keluarga dan teman-temanku sedang mencari-cariku. Namun ketika melihat aku kembali memakai pakaian Islami, mereka mengingkarinya dan Dewan Gereja meminta kepadaku agar diadakan sidang darurat. Pada pertemuan itu mereka mencelaku karena aku telah meninggalkan agama keluarga dan nenek moyang kami. Mereka berkata kepadaku,"Sungguh kamu telah tersesat dan tertipu dengan agama orang Arab.” Aku katakan,"Tidak ada seorang pun yang telah menipu dan menyesatkanku. Sesungguhnya Rasulullah Muhammad SAW datang kepadaku dalam mimpi untuk menunjukkan kebenaran dan agama yang benar yaitu agama Islam. Bukan agama orang Arab sebagaimana yang kalian katakan. Aku mengajak kalian kepada jalan yang benar dan memeluk Islam.” Mereka semua terdiam.
Kemudian mereka mencoba cara lain, yaitu membujukku dengan memberikan harta, kekuasaan dan pangkat. Mereka berkata,"Sesungguhnya Vatikan me-mintamu untuk tinggal bersama mereka selama enam bulan untuk menyerahkan uang panjar pembelian rumah dan mobil baru untukmu serta memberimu kenaikan gaji dan pangkat tertinggi di gereja.”
Semua tawaran tersebut aku tolak dan aku katakan kepada mereka,"Apakah kalian akan menyesatkanku setelah Allah memberiku hidayah? Demi Allah aku takkan pernah melakukannya walaupun kalian memenggal leherku.” Kemudian aku menasehati mereka dan kembali mengajak mereka ke agama Islam. Maka masuk Islamlah dua orang dari kalangan pendeta.
Alhamdulillah, Setelah melihat tekadku tersebut, mereka menarik semua derajat dan pangkatku. Aku merasa senang dengan itu semua, bahkan tadinya aku ingin agar penarikan itu segera dilakukan. Kemudian aku mengembalikan semua harta dan tugasku kepada mereka dan akupun pergi meninggalkan mereka,” Sily mengakhiri kisahnya.
Kisah masuk Islam Ibrahim Sily yang ia ceritakan sendiri kepadaku di kantorku, disaksikan oleh Abdul Khaliq sekretaris kantor Rabithah Afrika dan dua orang lainnya. Pendeta sily sekarang dipanggil dengan Da’i Ibrahim Sily berasal dari kabilah Kuza Afrika Selatan. Aku mengundang pendeta Ibrahim -maaf- Da’i Ibrahim Sily makan siang di rumahku dan aku laksanakan apa yang diwajibkan dalam agamaku yaitu memuliakannya, kemudian ia pun pamit. Setelah pertemuan itu aku pergi ke Makkah al-Mukarramah untuk melaksanakan suatu tugas. Waktu itu kami sudah mendekati persiapan seminar Ilmu Syar’i I yang akan diadakan di kota Cape Town. Lalu aku kembali ke Afrika Selatan tepatnya ke kota Cape Town.
Ketika aku berada di kantor yang telah disiapkan untuk kami di Ma’had Arqam, Dai Ibrahim Sily mendatangiku. Aku langsung mengenalnya dan aku ucapkan salam untuknya dan bertanya,"Apa yang kamu lakukan disini wahai Ibrahim.?” Ia menjawab,"Aku sedang mengunjungi tempat-tempat di Afrika Selatan untuk berdakwah kepada Allah. Aku ingin mengeluarkan masyarakat negeriku dari api neraka, mengeluarkan mereka dari jalan yang gelap ke jalan yang terang dengan memasukkan mereka ke dalam agama Islam.”
Setelah Ibrahim selesai mengisahkan kepada kami bahwa perhatiannya sekarang hanya tertumpah untuk dakwah kepada agama Allah, ia meninggalkan kami menuju suatu daerah… medan dakwah yang penuh dengan pengorbanan di jalan Allah. Aku perhatikan wajahnya berubah dan pakaiannya bersinar. Aku heran ia tidak meminta bantuan dan tidak menjulurkan tangannya meminta sumbangan. Aku merasakan ada yang mengalir di pipiku yang membangkitkan perasaan aneh. Perasaan ini seakan-akan berbicara kepadaku,"Kalian manusia yang mempermainkan dakwah, ti-dakkah kalian perhatikan para mujahid di jalan Allah!”
Benar wahai sudaraku. Kami telah tertinggal… kami berjalan lamban… kami telah tertipu dengan kehidupan dunia, sementara orang-orang yang seperti Da’i Ibrahim Sily, Da’i berbangsa Spanyol Ahmad Sa’id berkorban, berjihad dan bertempur demi menyampaikan agama ini. Ya Rabb rahmatilah kami. (alsofwah)
(SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN karya Muhammad Shalih al-Qaththani, seperti yang dinukilnya dari tulisan Dr. Abdul Aziz Ahmad Sarhan, Dekan fakultas Tarbiyah di Makkah al-Mukarramah)

Tulisan Lainnya Tentang
• artikel
Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan
Oleh Fadly pada Selasa 19 September 2006, 04:10 PM
Print Recommend (9) Comment (0)
Selain memerintah shaum, dalam menyambut menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan. Inilah ‘azimat’ Nabi tatkala memasuki Ramadhan.
Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.
Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”
Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.
Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”
“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”
“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”
“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”
Para sahabat berkata,"Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw,"Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”
“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”
“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”
“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”
“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).
(Bul/Hidayatullah)

0 komentar:

=============================================================
SOBAT SILAHKAN KIRIMKAN TULISAN ANDA DI KISAH JAWILAN
=============================================================
Nama
Email
No HP
Belajar
Judul
Kategori
Tulisan
Pesan

kirimkan Photo Penulis ke email : bakronilatar@yahoo.co.id Terimakasih Telah Berpartisipasi Tulisan di Kisah Jawilan, setelah mengirimkan tulisan mohon sms ke aa Rony di +6281280485019


=======================================================================
Komentar Terbaru
VISITOR KISAH JAWILAN MOHON TINGGALKAN PESAN DISINI

Mari Gabung Disini !!!

KISAH JAWILAN DAN NEGERI SABA' © 2008 Por A H.RONY