Admin : AA H. RONY KP.SABRANG, JAWILAN - SERANG - BANTEN 42177.Telp. +6281280485019 (Indonesia) dan +967715138399 (Yemen).
بـــسـم الله الرحمن الرحيم السّـلام عليكم ورحمة الله وبركاتـه بعد تحــية وبعــد ...... شهر رمضان المبارك والمعظم === أبعث لسعادتكم === بأخلص التهاني وأطيب التمنيات والأماني بالشهر الفضيل, تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم, قيامنا وقيامكم... سائلين الله أن يعيده علينا وعليكم بالصحة والسعادة وأن يجعل الله العلي القدير هذا الشهر عليكم مباركا خيرا ويمنا.. وعلى أمتنا الإسلامية تقدما وازدهارا... وكل عام وأنتم والجميع بخير ولكم مني جزيل الشكر والتقدير وجزاكم الله الخير. والسّـلام عليكم ورحمة الله وبركاته أخوكم في الله الحاج بكراني لاتار
AA H. RONY DAN KELUARGA BESAR DI SABRANG SERTA SELURUH MASYARAKAT JAWILAN MENGUCAPKAN "SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1434 H SEMOGA KITA BISA MENJADI LEBIH BAIK DI HARI-HARI YANG AKAN DATANG"

19 Tanda Gagal Ramadhan

Assalamu'alaikum Wr Wb

19 Tanda Gagal Ramadhan
Di bulan Ramadhan, pintu neraka ditutup dan pintu syurga dibuka
lebar-lebar.
Namun banyak orang gagal mendapatkan kemuliaannya. Di bawah ini
kiat-Kiat
menghindarinya gagalnya Ramadhan1. Kurang melakukan persiapan di bulan
Sya’ban.Misalnya, tidak tumbuh keinginan melatih bangun malam dengan
shalat
tahajjud. Begitupun tidak melakukan puasa sunnah Sya’ban, sebagaimana
telah
disunnahkan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadits
Bukhari
dan Muslim, dari Aisyah Radhiallaahu ‘anha berkata, ”Saya tidak pernah
melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan, dan
saya
tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya’ban.”

2. Gampang mengulur shalat fardhu. “Maka datanglah sesudah mereka,
pengganti
(yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa
nafsunya,
maka kelak mereka akan menemui kesesatan kecuali orang-orang yang
bertaubat
dan beramal shalih.” (Maryam: 59) Menurut Sa’id bin Musayyab, yang
dimaksud
dengan tarkush-shalat (meninggalkan shalat) ialah tidak segera
mendirikan
shalat tepat pada waktunya. Misalnya menjalankan shalat zhuhur
menjelang
waktu ashar, ashar menjelang maghrib, shalat maghrib menjelang isya,
shalat
isya menjelang waktu subuh serta tidak segera shalat subuh hingga
terbit
matahari. Orang yang bershiyam Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu
shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan
lain.

3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah. Termasuk di dalamnya
menjalankan
ibadah shalatul-lail. Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan
ibadah-ibadah sunnah merupakan ciri orang yang shalih. “Sesungguhnya
mereka
adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan
baik
dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah
orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (Al-Anbiya:90) “Dan hamba-Ku
masih
mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai Aku
mencintainya.” (Hadits Qudsi)

4. Kikir dan rakus pada harta benda. Takut rugi jika mengeluarkan
banyak
infaq dan shadaqah adalah tandanya. Salah satu sasaran utama shiyam
agar
manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan minum maupun pada
harta
benda, karena ia termasuk sifat kehewanan (Bahimiyah). Cinta dunia
serta
gelimang kemewahan hidup sering membuat manusia lupa akan tujuan hidup
sesungguhnya. Mendekat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala, akan
menguatkan
sifat utama kemanusiaan (Insaniyah).

5. Malas membaca Al-Qur’an.Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an, bulan
yang
di dalamnya diturunkan Al-Qur’an. Orang-orang shalih di masa lalu
menghabiskan waktunya baik siang maupun malam Ramadhan untuk membaca
Al-Qur’an. “Ibadah ummatku yang paling utama adalah pembacaan
Al-Qur’an.”
(HR Baihaqi)Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali
sebanyak mungkin kemuliaan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan
baik
ini harus nampak berlanjut setelah Ramadhan pergi, sebagai tanda
keberhasilan latihan di bulan suci.

6. Mudah mengumbar amarah. Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw
bersabda: “Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika
berkelahi.
Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika
marah.”
Dalam hadits lain beliau bersabda: “Puasa itu perisai diri, apabila
salah
seorang dari kamu berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan jangan
membodohkan diri. Jika ada seseorang memerangimu atau mengumpatmu, maka
katakanlah sesesungguhnya saya sedang berpuasa.” (HR. Bukhari dan
Muslim
dari Abu Hurairah)

7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.“Barangsiapa tidak meninggalkan
perkataan
dusta perbuatan Az-Zur, maka Allah tidak membutuhkan perbuatan orang
yang
tidak bersopan santun, maka tiada hajat bagi Allah padahal dia
meninggalkan
makan dan minumnya.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah) Kesempatan Ramadhan
adalah peluang bagi kita untuk mengatur dan melatih lidah supaya
senantiasa
berkata yang baik-baik. Umar ibn Khattab Ra berkata: “Puasa ini
bukanlah
hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari
dusta,
dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia.” (Al Muhalla VI:
178)
Ciri orang gagal memetik buah Ramadhan kerap berkata di belakang
hatinya.
Kalimat-kalimatnya tidak ditimbang secara masak: “Bicara dulu baru
berpikir,
bukan sebaliknya, berpikir dulu, disaring, baru diucapkan.”

8. Memutuskan tali silaturrahim. Ketika menyambut datangnya Ramadhan
Rasulullah Saw bersabda: “…Barangsiapa menyambung tali persaudaraan
(silaturrahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan
rahmat-Nya.
Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan
memutuskan
rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya…” Puasa mendidik
pribadi-pribadi
untuk menumbuhkan jiwa kasih sayang dan tali cinta.Pelaku shiyam
jiwanya
dibersihkan dari kekerasan hati dan kesombongan, diganti dengan
perangai
yang lembut, halus dan tawadhu. Apabila ada atau tidak adanya Ramadhan
tidak
memperkuat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, itu tanda kegagalan.

9. Menyia-nyiakan waktu. Al-Qur’an mendokumentasikan dialog Allah Swt
dengan
orang-orang yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain-main. “Allah
bertanya: ‘ Berapa tahunkan lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka
menjawab:
‘Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. maka tanyakanlah
kepada
orang-orang yang menghitung.’Allah berfirman: ‘Kamu tidak tingal di
bumi
melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. "Maka
apakah
kamu mengira sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan
kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja
Yang
sebenarnya; tidak Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang
mempunyai ‘Arsy yang mulia.” (Al-Mu’minun: 112-116) Termasuk gagal
dalam
ber-Ramadhan orang yang lalai atas karunia waktu dengan melakukan
perbuatan
sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama Ramadhan
semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.

10. Labil dalam menjalani hidup. Labil alias perasaan gamang, khawatir,
risau, serta gelisah dalam menjalani hidup juga tanda gagal Ramadhan.
Pesan
Rasulullah Saw:“Sesungguhnya telah datang bulan Ramadhan yang penuh
berkah.
Allah telah memfardhukan atas kamu berpuasa di dalamnya. Dibuka semua
pintu
surga, dikunci semua pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di
dalamnya
ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tiada
diberikan kebajikan malam itu, maka sungguh tidak diberikan kebajikan
atasnya.” (HR Ahmad, Nasa’i, Baihaqi dari Abu Hurairah) Bila seseorang
meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram,
perasaannya
tenang dalam menghadapi keadaan apapun.

11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam. Salah satu ciri utama alumnus
Ramadhan yang berhasil ialah tingkat taqwa yang meroket. Dan setiap
orang
yang ketaqwaannya semakin kuat ialah semangat mensyiarkan Islam.
Berbagai
kegiatan ‘amar ma’ruf nahiy munkar dilakukannya, karena ia ingin
sebanyak
mungkin orang merasakan kelezatan iman sebagaimana dirinya. Jika
semangat
ini tak ada, gagal lah Ramadhan seseorang.

12. Khianat terhadap amanah.Shiyam adalah amanah Allah yang harus
dipelihara
(dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya
kelak.Shiyam itu ibarat utang yang harus ditunaikan secara rahasia
kepada
Allah. Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sir (rahasia)
tentu
akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat
rahasia maupun yang nyata. Sebaliknya orang yang gagal Ramadhan mudah
mengkhianati amanah, baik dari Allah maupun dari manusia.

13. Rendah motivasi hidup berjama’ah. Frekuensi shalat berjama’ah di
masjid
meningkat tajam selama Ramadhan. Selain itu, lapar dan haus menajamkan
jiwa
sosial dan empati terhadap kesusahan sesama manusia, khususnya sesama
Muslim. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara
berjama’ah,
yang saling menguatkan. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berperang di jalan-Nya dalam saatu barisan yang teratur, seakan-akan
mereka
seperti bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaf: 4) Ramadhan
seharusnya
menguatkan motivasi untuk hidup berjama’ah.

14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk. Hawa nafsu dan syahwat yang
digembleng habis-habisan selama bulan Ramadhan merupakan pintu utama
ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang
berhasil
merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang
mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq. Orang yang tunduk dan
taat
kepada Allah lebih mulia dari mereka yang tunduk kepada makhluk.

15. Malas membela dan menegakkan kebenaran. Sejumlah peperangan
dilakukan
kaum Muslimin melawan tentara-tentara kafir berlangsung di bulan
Ramadhan.
Kemenangan Badar yang spektakuler itu dan penaklukan Makkah (Futuh
Makkah)
terjadi di bulan Ramadhan. Di tengah gelombang kebathilan dan
kemungkaran
yang semakin berani unjuk gigi, para alumni akademi Ramadhan seharusnya
semakin gigih dan strategis dalam membela dan menegakkan kebenaran.
Jika
bulan suci ini tidak memberi bekal perjuangan baru yang bernilai
spektakuler, maka kemungkinan besar ia telah meninggalkan kita sebagai
pecundang.

16. Tidak mencintai kaum dhuafa. Syahru Rahmah, Bulan Kasih Sayang
adalah
nama lain Ramadhan, karena di bulan ini Allah melimpahi hamba-hamba-Nya
dengan kasih sayang ekstra. Shiyam Ramadhan menanam benih kasih sayang
terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan masyarakat. Faqir
miskin,
anak-anak yatim dan mereka yang hidup dalam kemelaratan. Rasa cinta
kita
terhadap mereka seharusnya bertambah. Jika cinta jenis ini tidak
bertambah
sesudah bulan suci ini, berarti Anda perlu segera instrospeksi.

17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.Khalifah Umar ibn Abdul Aziz
memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan
memperbanyak
istighfar dan memberikan sadaqah, karena istighfar dan sadaqah dapat
menambal yang robek-robek atau yang pecah-pecah dari puasa. Menginjak
hari-hari berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan
muhasabah (introspeksi) diri. “Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah
kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya
untuk hari esok dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)

18. Sibuk mempersiapkan Lebaran. Kebanyakan orang semakin disibukkan
oleh
urusan lahir dan logistik menjelah Iedul Fitri. Banyak yang lupa bahwa
10
malam terakhir merupakan saat-saat genting yang menentukan nilai akhir
kita
di mata Allah dalam bulan mulia ini. Menjadi pemenang sejati atau
pecundang
sejati. Konsentrasi pikiran telah bergeser dari semangat beribadah,
kepada
luapan kesenangan merayakan Idul Fitri dengan berbagai kegiatan,
akibatnya
lupa seharusnya sedih akan berpisah dengan bulan mulia ini.

19. Idul Fitri dianggap hari kebebasan. Secara harfiah makna Idul Fitri
berarti “hari kembali ke fitrah”. Namun kebanyakan orang memandang
Iedul
Fitri laksana hari dibebaskannya mereka dari “penjara” Ramadhan.
Akibatnya,
hanya beberapa saat setelah Ramadhan meninggalkannya, ucapan dan
tindakannya
kembali cenderung tak terkendali, syahwat dan birahi diumbar
sebanyak-banyaknya. Mereka lupa bahwa Iedul Fitri seharusnya menjadi
hari di
mana tekad baru dipancangkan untuk menjalankan peran khalifah dan abdi
Allah
secara lebih profesional. Kesadaran penuh akan kehidupan dunia yang
berdimensi akhirat harus berada pada puncaknya saat Iedul Fitri, dan
bukan
sebaliknya.*Hidayatullah)

0 komentar:

=============================================================
SOBAT SILAHKAN KIRIMKAN TULISAN ANDA DI KISAH JAWILAN
=============================================================
Nama
Email
No HP
Belajar
Judul
Kategori
Tulisan
Pesan

kirimkan Photo Penulis ke email : bakronilatar@yahoo.co.id Terimakasih Telah Berpartisipasi Tulisan di Kisah Jawilan, setelah mengirimkan tulisan mohon sms ke aa Rony di +6281280485019


=======================================================================
Komentar Terbaru
VISITOR KISAH JAWILAN MOHON TINGGALKAN PESAN DISINI

Mari Gabung Disini !!!

KISAH JAWILAN DAN NEGERI SABA' © 2008 Por A H.RONY