Admin : AA H. RONY KP.SABRANG, JAWILAN - SERANG - BANTEN 42177.Telp. +6281280485019 (Indonesia) dan +967715138399 (Yemen).
بـــسـم الله الرحمن الرحيم السّـلام عليكم ورحمة الله وبركاتـه بعد تحــية وبعــد ...... شهر رمضان المبارك والمعظم === أبعث لسعادتكم === بأخلص التهاني وأطيب التمنيات والأماني بالشهر الفضيل, تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم, قيامنا وقيامكم... سائلين الله أن يعيده علينا وعليكم بالصحة والسعادة وأن يجعل الله العلي القدير هذا الشهر عليكم مباركا خيرا ويمنا.. وعلى أمتنا الإسلامية تقدما وازدهارا... وكل عام وأنتم والجميع بخير ولكم مني جزيل الشكر والتقدير وجزاكم الله الخير. والسّـلام عليكم ورحمة الله وبركاته أخوكم في الله الحاج بكراني لاتار
AA H. RONY DAN KELUARGA BESAR DI SABRANG SERTA SELURUH MASYARAKAT JAWILAN MENGUCAPKAN "SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1434 H SEMOGA KITA BISA MENJADI LEBIH BAIK DI HARI-HARI YANG AKAN DATANG"

BID'AH DI BULAN ROJAB

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah Ta’ala semata. Solawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi terakhir.

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab suci Al-Qur an. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang dibuat-buat. Dan setiap perkara yang dibuat-buat adalah bid'ah. Setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan adalah di neraka.

Manusia (kaum muslimin) pada zaman ini sedang diuji dengan meyebarnya sebagian bid'ah yang lebih berbahaya terhadap agama Islam daripada musuh manapun juga. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan umatnya bahwa siapa saja yang membuat-buat amalan (ibadah) yang bu-kan berasal dari agama Islam, maka amalan itu akan ditolak.
Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam bersabda :
( من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد )
“Barang siapa yang membuat-buat suatu amal (ibadah) dalam agama ini yang bukan berasal darinya (agama islam), maka ia (amalan itu) akan ditolak." (HR. Bukhari dan Muslim).


Prinsip-Prinsip Agama

Diantara prinsip-prinsip agama yang wajib diyakini dan tidak sah iman seseorang jika tidak menyakininya adalah :

1.Bahwa Islam adalah agama yang sudah sempurna, dimana Allah telah memantapkan bangunannya dan menyempurnakan ajaran-ajarannya. Allah berfirman :
" اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا"
( سورة المائدة: 3 )
" Hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agama kamu, dan telah Aku cukupkan ni’mat-Ku atas kamu, dan Aku telah meridhai Islam sebagai agamamu.” (QS.Al-Maidah: 3).

2.Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan tuntas tanpa kurang sedikitpun, dan beliau mendorong dan mewajibkan umat-nya komitmen dengan sunnahnya. Beliau ber-sabda :
( عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي، عضوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة )
“ Ikutilah sunnahku dan sunnah para khalifah Rasyidin yang telah mendapat petunjuk setelahku, berpegang teguhlah dengannya. Dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara (ibadah) yang dibuat-buat, sesungguhnya setiap perkara yang dibuat-buat adalah adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR.Abu daud dan Tirmizdi).
Sikap Orang yang Berbuat Bid’ah

Orng yang berbuat bid’ah seolah-olah mengatakan bahwa syari’ah Islam belum sempurna. Dengan demikian berarti ia telah menentang Allah yang menurunkan Syari’at Islam ini.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata : “Barang siapa yang menganggap baik (suatu amalan yang tidak ada dasarnya), berarti ia telah membuat syari’at baru”.
Imam Ahmad rahimahullah berkata : “Prinsip-prinsip sunnah menurut kami adalah berpegang teguh dengan jalan hidup para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan mereka tauladan, dan meninggalkan bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat”.

Imam Malik rahimahullah berkata : “Barang siapa berbuat bid’ah yng ia anggap baik, berarti ia menganggap bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam telah berkhianat terhadap misinya (sebagai nabi dan rasul)”.
Dengan demikian jelaslah bahwa Allah tidak boleh disembah kecuali dengan apa yang telah disyari’atkan-Nya, jauh dari perbuatan bid’ah.

Syarat Diterimanya Amalan Shaleh

1.Harus ikhlas karena Allah semata.
Allah berfirman :
"قل إنما أنا بشر مثلكم يوحى إلي أنما إلهكم إله واحد فمن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملا صالحا ولا يشرك بعبادة ربه أحدا" ( سورة الكهف: 110 )
“Katakanlah (hai Muhammad): Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku Bahwa sesungguh-nya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh, dan janganlah ia memper-sekutukan seorangpun dalam beribadah pada Tuhannya”. (QS.Al-Kahfi:110).

2.Harus sesuai dengan sunnah (tuntunan) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
( من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد )
“Barang siapa yang mengerjakan suatu amal (ibadah) yang tiada (dasarnya) dalam agama kami maka ia akan ditolak.”(HR.Muslim)

Akibat Berbuat Bid’ah

Orang yang berbuat bid’ah tidak boleh minum dari telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat nanti. Terdapat banyak Hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim yang menerangkan tentang telaga Nabi tersebut, dan di dalam Hadits-hadits itu disinggung tentang larangan berbuat bid’ah, dan bahwa perbuatan bid’ah bisa menghalangi seseorang untuk minum di telaga Nabi ter-sebut. Dalam salah satu hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
( ليردن علي أقوام أعرفهم ويعرفونني، ثم يحال بيني وبينهم، فأقول: إنهم من أمتي، فيقال: إنك لا تدري ما أحدثوا بعدك، فأقول: سحقا لمن غير بعدي )
“Akan dating ke telagaku sekelompok orang yang kukenal dan merekapun mengenalku tapi tiba-tiba mereka terhalang dariku, lalu aku berkata : “Mereka itu umatku”, maka dikata-kan padaku : “Engkau tidak tahu bahwa mere-ka telah berbuat bid’ah sesudahmu”. Akupun berkata: “Celakalah orang yang berbuat bid-’ah sesudahku”.

Seorang tabi’in bernama Hasan bin ‘Athiyah rahimahullah berkata :
“Tiadalah berbuat bid’ah suatu kaum kecuali akan dicabut dari sunnah mereka semisalnya” (Perbuatan bid’ah suatu kaum akan berban-ding lurus dengan pelecehan mereka terhadap sunnah).

Pendapat Para Ulama tentang Malam 27 Rajab.

Syekh Islam Ibnu Taimiyah rohima-hullah –ketika membahas tentang shalat malam 27 rajab dan sejenisnya– berkata: “Amalan ter-sebut tidak disyari’atkan menurut kesepakatan para ulama, sebagaimana disampaikan oleh ulama yang mu’tabar. Hanya orang yang bo-doh (tidak tahu hokum) dan yang suka berbuat bid’ah sajalah yang melakukan amalan seperti itu. Dan kisah mi’raj yang disandarkan kepada Ibnu Abbas rodhiyallahu‘anhu adalah bohong belaka, hanya sedikit saja yang benar”.

Imam Ibnu Hajar rohimahullah menulis dalam kitabnya [Mengungkap riwayat-riwayat aneh dibulan rajab]: “Tiada satupun dalil yang shahih dan bisa dijadikan hujjah tentang ke-utamaan bulan rojab, atau keutamaan puasa atupun shalat pada malam tertentu di bulan itu”.

Beliau juga berkata: “Adapun hadits-hadits yang menerangkan tentang keutamaan bulan rajab, atau keutamaan puasa pada bulan itu, adalah hadits-hadits dho’if atau bahkan palsu”.

Fatwa tentang hukum merayakan malam isra’ mi’raj

Soal:
Apa hukum merayakan isra’ mi’raj?

Jawab:
Syekh Abdul Aziz bin Baz rohima-hullah menjawab:

“Merayakan malam isra’ mi’raj, seba-gaimana yang dikerjakan sebagian kaum mus-limin pada malam 27 rajab, tidak ada dasarnya sama sekali. Malam isra’ mi’raj tersebut tidak diketahui dengan pasti terjadinya pada bulan rajab. Seandainyapun diketahui dengan pasti terjadi pada bulan rajab, atau sya’ban, atau syawal, atau bulan lainnya, tetap tidak boleh merayakannya, karena itu berarti menganggap Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat masih belum sempurna menyam-paikan ajaran islam.

Sementara Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam juga para shahabat tidak pernah mengerjakan hal itu, dan kita wajib mencontoh Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat, dan kita tidak boleh membuat-buat amalan yang tidak diperbuat oleh mereka, karena Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
( من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد )
“Barang siapa yang membuat-buat suatu amal dalam agama ini yang bukan berasal darinya (agama islam), maka ia (amalan itu) akan ditolak."(HR. Bukhori dan Muslim)

Dan dalam kitab [Shahih Muslim] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ber-sabda dalam khuthbahnya:
( وكل بدعة ضلالة )
“Setiap bid’ah adalah sesat”.

Dan beliau bersabda:
(وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار)
“Dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara (ibadah) yang dibuat-buat, sesungguhnya se-tiap perkara yang dibuat-buat adalah adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan adalah di neraka”.

Hadits-hadits ini menerangkan bahwa semua bid’ah, – bukan sebagian bid’ah saja – , adalah kesesatan, dan kesesatan tempatnya adalah neraka”.

Hukum merayakan moment-moment ter-tentu dalam islam seperti malam isra’ mi’raj dan nisfu sya’ban.

Soal:
Apakah hukum menyediakan daging (makanan) dan buah-buahan pada malam 27 rajab dan malam nisfu (pertengahan) sya’ban?

Jawab:
Syekh Muhammad bin Shaleh Al-‘Utsaimin menjawab:

“Mengungkapkan kegembiraan (dengan merayakan) malam 27 rajab, dan malam nisfu sya’ban, atau hari ‘asyura, tidak ada dasarnya, bahkan dilarang, dan tidak wajib memenuhi undangan untuk menghadiri perayaan-perayaan seperti itu, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
( إياكم ومحدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة )
“Jauhilah olehmu perkara yang dibuat-buat, sesungguhnya setiap perkara yang dibuat-buat adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”.

Dan malam 27 rajab dianggap oleh se-bagian orang adalah malam mi’rajnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam padahal belum terbukti menurut sejarah, dan setiap yang tidak terbukti berarti batil (bohong) berarti hal yang dasarnya adalah batil maka ia juga batil. Seandainyapun peristiwa isra’ mi’raj tersebut memang terjadi pada malam 27 rajab, kita juga tidak boleh merayakannya atau menjadikannya salah satu bentuk ibadah, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah me-ngerjakannya, begitu juga para sahabat yang merupakan orang-orang yang terdekat dengan beliau dan sangat bersemangat mengamalkan setiap sunnah serta syariat beliau, maka pan-taskah kita membuat-buat perkara yang tidak pernah ada pada zaman Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan zaman para sahabat?”.

Saudariku kaum muslimah, ini adalah surat yang dihiasi dengan ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta perkataan para ulama yang ke-seluruhannya mewajibkan kita untuk komitmen dengan sunnah dalam segala hal, dan men-jelaskan pada kita bahwa tidak ada landasan dan bukti – baik dari Al-Qur an dan Hadits maupun amalan para sahabat – bahwa bulan rajab mempunyai kekhususan (keutamaan) tertentu dibandingkan dengan bulan-bulan lain-nya. Maka kewajiban seorang muslim dan muslimah adalah tidak membuat-buat perkara (ibadah) yang tidak ada landasannya dalam islam, karena ibadah tersebut tidak akan dite-rima oleh Allah Ta’ala.


Disusun oleh:
Perpustakaan Wanita di Mesjid Nabawi

Kami mengharapkan kritik dan saran atas selebaran ini, semoga Allah melimpahkan pahala bagi siapapun yang memberikan masukan

0 komentar:

=============================================================
SOBAT SILAHKAN KIRIMKAN TULISAN ANDA DI KISAH JAWILAN
=============================================================
Nama
Email
No HP
Belajar
Judul
Kategori
Tulisan
Pesan

kirimkan Photo Penulis ke email : bakronilatar@yahoo.co.id Terimakasih Telah Berpartisipasi Tulisan di Kisah Jawilan, setelah mengirimkan tulisan mohon sms ke aa Rony di +6281280485019


=======================================================================
Komentar Terbaru
VISITOR KISAH JAWILAN MOHON TINGGALKAN PESAN DISINI

Mari Gabung Disini !!!

KISAH JAWILAN DAN NEGERI SABA' © 2008 Por A H.RONY