Sobat pembaca kisah jawilan yang setia, kali ini aa akan bercerita tentang suatu kejadian yang dapat kita ambil pelajarannya, hal ini berkaitan dengan suatu kejadian nyata yang aa saksikan di bandara int KAAIA Jeddah pada waktu tugas penyambutan dan melayani tamu Allah,
Mungkin ada kaitannya dengan balasan tingkah laku dan amal perbuatan kita selama di tanah air mau tahu ceritanya gimana? yo kita simak
Mungkin sobat - sobat pernah bertanya dan ingin tahu tentang apakah di tanah suci hukum karma itu berlaku? jawab nya Wallahu a'lam,,,, tapi jika aa akan sedikit bercerita tentang semua itu, apakah nanti sobat menilai bahwa itu hukum karma atau tidak itu tergantung sobat pembaca kisah jawilan
Begini ceritanya waktu aa bertugas menyambut tamu Allah dan melayani nya muali dari tanggal 21 September s/d 20 Oktober 2012 aa menemukan suatu keganjalan yang luar biasa yang dialami sebagian jama'ah haji Inodnesia
Pernah sekali aa menemukan orang yang selalu kesasar di bandara KAAIA Jeddah itu, ada orang yang benar-benar tidak kenal dengan diri nya, waktu itu ada se orang ibu-ibu jama'ah haji kita kesasar, waktu aa temukan beliau tanpa ada identitas dan paspor yang aa temukan hanya gelang tanda pengenal yang telah disiapkan oleh PPIH Indonesia,
Waktu aa tanya ibu namanya siapa, tidak tahu jawabnya, pas ditanya ibu sekarang lagi dimana beliau menjawab lagi di indonesia, ibu sekarang mau kemana katanya mau pulang kerumah,,, Masya Allah,,,, itulah yang terjadi
Ada juga dulu pada tanggal 15 Oktober ada seorang Bapak-Bapak jama'ah Haji kita beliau menangis dan minta pulang ke Indonesia katanya saya tidak mau pergi, tidak tahu apa masalahnya tapi keliatannya beliau seperti merasakan kebingungan dan kesakitan,
Belaiu sambil bersujud menangis keras seperti orang kerasukan minta pulang maksa ke petugas haji, kata nya saya dulu seorang jaksa,,, tolong saya pulang kan saya tidak kuat katanya gitu,,, akhirnya di bawa ke pentagon/pusat kesehatan Indonesia di bandara Jeddah dan akhirnya di suntik tidur
Pernah juga kemaren tanggal 19 Oktober 2012 aa menemukan Bapak-Bapak dari Jama'ah Haji Plus, beliau juga tersasar dan sangat tidak nyambung, waktu itu aa dan zenal lagi mau laporan pendataan Jama'ah Haji Indonesia ke Dakker Jeddah lantai dua di bandara Int Jeddah,
kebetulan disana ada Teh Anne dan Teh Beti mereka petugas haji yang di utus dari Kemenag RI pusat, dan ternyata disana ada Bapak-bapak Jama'ah haji dari haji plus itu, kata Teh Anne ron coba ditanya rony ngerti gak maksud Bapak itu gimana? akhirnya aa bersilat lidah dengan beliau, kata aa bapak namanya siapa dari mana?
Beliau menjawab saya "sebut aja Fai" saya dari rumah dan mau berangkat ke Jeddah, hah aa dan zenal bilang bapak, bapak ini sudah sampai di Jeddah dan nanti akan di berangkatkan ke Mekah, malah beliau ngeles lhoooooo ngaur sampean wong saya baru mau berangkat ke Jeddah ko gimana saya sudah nyampe di Jeddah,,, tandasnya,,,,
terus tiba Teh Beti berteriak menjadi guru teka mendadak lantaran ingin meyakinkan bapak itu bahwa beliau sudah di Jeddah, kata Teh Beti, ia bapak selamat datang sekarang bapak sudah sampai di Jeddah
(Teh beti sambi bertepuk tangan dan loncat kegirangan persis kaya guru teka yang sedang mengajari murid nya) tapi apa sangkal bapak itu lhooo ngaur sampean wong saya masih di suroboyo ko ngawur,,,, he,,, kacian deh Teh Beti gak ngaruh ya digituin he,,,,,
Secara tidak sadar beliau bercerita tentang masa lalu nya, katany dulu saya adalah seorang kepala sekolah, dan saya adalah orang pintar, semua ilmu saya bisa kecuali nyanyi dan menggambar,,,
wah sedih sekali ya sobat jika kita menyaksikan hal- hal yang kaya gitu, apakah itu hukum karma atau tidak Wallahu a'lam, pernah juga ada salahsatu petugas haji kita yang baru datang ke mekkah dan ditelp oleh temen nya bapak dimana,
apa perlu saya jemput biar nanti tidak tersasar, beliau menjawab gak usah dijemput masa saya akan tersasar saya kan seorang jenderal, apa yang terjdai ternyata bener-bener tersasar hingga memakan waktu yang cukup lama
Memang ditanah suci ini kita tidak boleh gegabah, dan sombong, niatkan kita untuk ibadah dan rendah diri tidak sombong, karena yang patut sombong hanyalah Allah, kita hanya manusia biasa, yang sangat kecil di mata Allah, dan
diperjalanan Ibadah Haji ini memang luar biasa susah dan capek nya apa lagi pas kita wuquf di arofah yang panasnya luar biasa sangat panas, bisa diayangkan tanah yang tandus alias padang pasir yang berlapis batu tidak ada pepohonan padang yang luas dan sangat panas semua orang berdzikir, berdo'a dan beristigfar mengharap ampunan dan pertolongan Allah
Hal itu merupakan gambaran bagi kita semua bahwa di akhirat kelak kita akan dikumpulkan di padang masyhar dan itu pasti akan terjadi digambarkan dalam rangkaian ibadah haji pas wuquf itu, di arofah saja kita sudah tidak sanggup sudah tidak kuat apa lagi nanti di padang masyhar Masya Allah,,,,,
Sobat ingatlah bahwa di dalam ajaran Islam, semua orang menanggung sendiri akibat baik dan jelek dari perbuatannya. Di dalam Al Qur`an Allah ta'ala berfirman:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (*) وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى (*) ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى
"Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna." [QS An Najm: 39-41]
Balasan tersebut bisa dia terima di dunia dan bisa pula di akhirat, dan jenis balasannya tergantung dari jenis perbuatannya. Perbuatan baik dibalas dengan kebaikan, perbuatan jelek dibalas dengan kejelekan pula (الجزاء من جنس العمل) .
Keshalihan orang tua terkadang bisa membawa pertolongan dari Allah kepada anak-anaknya setelah matinya dia sebagaimana di dalam kisah dua orang anak yatim pada masa Nabi Musa dan Khadhir 'alaihimas salam.
Wallahua'lam
Begini ceritanya waktu aa bertugas menyambut tamu Allah dan melayani nya muali dari tanggal 21 September s/d 20 Oktober 2012 aa menemukan suatu keganjalan yang luar biasa yang dialami sebagian jama'ah haji Inodnesia
Pernah sekali aa menemukan orang yang selalu kesasar di bandara KAAIA Jeddah itu, ada orang yang benar-benar tidak kenal dengan diri nya, waktu itu ada se orang ibu-ibu jama'ah haji kita kesasar, waktu aa temukan beliau tanpa ada identitas dan paspor yang aa temukan hanya gelang tanda pengenal yang telah disiapkan oleh PPIH Indonesia,
Waktu aa tanya ibu namanya siapa, tidak tahu jawabnya, pas ditanya ibu sekarang lagi dimana beliau menjawab lagi di indonesia, ibu sekarang mau kemana katanya mau pulang kerumah,,, Masya Allah,,,, itulah yang terjadi
Ada juga dulu pada tanggal 15 Oktober ada seorang Bapak-Bapak jama'ah Haji kita beliau menangis dan minta pulang ke Indonesia katanya saya tidak mau pergi, tidak tahu apa masalahnya tapi keliatannya beliau seperti merasakan kebingungan dan kesakitan,
Belaiu sambil bersujud menangis keras seperti orang kerasukan minta pulang maksa ke petugas haji, kata nya saya dulu seorang jaksa,,, tolong saya pulang kan saya tidak kuat katanya gitu,,, akhirnya di bawa ke pentagon/pusat kesehatan Indonesia di bandara Jeddah dan akhirnya di suntik tidur
Pernah juga kemaren tanggal 19 Oktober 2012 aa menemukan Bapak-Bapak dari Jama'ah Haji Plus, beliau juga tersasar dan sangat tidak nyambung, waktu itu aa dan zenal lagi mau laporan pendataan Jama'ah Haji Indonesia ke Dakker Jeddah lantai dua di bandara Int Jeddah,
kebetulan disana ada Teh Anne dan Teh Beti mereka petugas haji yang di utus dari Kemenag RI pusat, dan ternyata disana ada Bapak-bapak Jama'ah haji dari haji plus itu, kata Teh Anne ron coba ditanya rony ngerti gak maksud Bapak itu gimana? akhirnya aa bersilat lidah dengan beliau, kata aa bapak namanya siapa dari mana?
Beliau menjawab saya "sebut aja Fai" saya dari rumah dan mau berangkat ke Jeddah, hah aa dan zenal bilang bapak, bapak ini sudah sampai di Jeddah dan nanti akan di berangkatkan ke Mekah, malah beliau ngeles lhoooooo ngaur sampean wong saya baru mau berangkat ke Jeddah ko gimana saya sudah nyampe di Jeddah,,, tandasnya,,,,
terus tiba Teh Beti berteriak menjadi guru teka mendadak lantaran ingin meyakinkan bapak itu bahwa beliau sudah di Jeddah, kata Teh Beti, ia bapak selamat datang sekarang bapak sudah sampai di Jeddah
(Teh beti sambi bertepuk tangan dan loncat kegirangan persis kaya guru teka yang sedang mengajari murid nya) tapi apa sangkal bapak itu lhooo ngaur sampean wong saya masih di suroboyo ko ngawur,,,, he,,, kacian deh Teh Beti gak ngaruh ya digituin he,,,,,
Secara tidak sadar beliau bercerita tentang masa lalu nya, katany dulu saya adalah seorang kepala sekolah, dan saya adalah orang pintar, semua ilmu saya bisa kecuali nyanyi dan menggambar,,,
wah sedih sekali ya sobat jika kita menyaksikan hal- hal yang kaya gitu, apakah itu hukum karma atau tidak Wallahu a'lam, pernah juga ada salahsatu petugas haji kita yang baru datang ke mekkah dan ditelp oleh temen nya bapak dimana,
apa perlu saya jemput biar nanti tidak tersasar, beliau menjawab gak usah dijemput masa saya akan tersasar saya kan seorang jenderal, apa yang terjdai ternyata bener-bener tersasar hingga memakan waktu yang cukup lama
Memang ditanah suci ini kita tidak boleh gegabah, dan sombong, niatkan kita untuk ibadah dan rendah diri tidak sombong, karena yang patut sombong hanyalah Allah, kita hanya manusia biasa, yang sangat kecil di mata Allah, dan
diperjalanan Ibadah Haji ini memang luar biasa susah dan capek nya apa lagi pas kita wuquf di arofah yang panasnya luar biasa sangat panas, bisa diayangkan tanah yang tandus alias padang pasir yang berlapis batu tidak ada pepohonan padang yang luas dan sangat panas semua orang berdzikir, berdo'a dan beristigfar mengharap ampunan dan pertolongan Allah
Hal itu merupakan gambaran bagi kita semua bahwa di akhirat kelak kita akan dikumpulkan di padang masyhar dan itu pasti akan terjadi digambarkan dalam rangkaian ibadah haji pas wuquf itu, di arofah saja kita sudah tidak sanggup sudah tidak kuat apa lagi nanti di padang masyhar Masya Allah,,,,,
Sobat ingatlah bahwa di dalam ajaran Islam, semua orang menanggung sendiri akibat baik dan jelek dari perbuatannya. Di dalam Al Qur`an Allah ta'ala berfirman:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (*) وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى (*) ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى
"Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna." [QS An Najm: 39-41]
Balasan tersebut bisa dia terima di dunia dan bisa pula di akhirat, dan jenis balasannya tergantung dari jenis perbuatannya. Perbuatan baik dibalas dengan kebaikan, perbuatan jelek dibalas dengan kejelekan pula (الجزاء من جنس العمل) .
Keshalihan orang tua terkadang bisa membawa pertolongan dari Allah kepada anak-anaknya setelah matinya dia sebagaimana di dalam kisah dua orang anak yatim pada masa Nabi Musa dan Khadhir 'alaihimas salam.
Wallahua'lam
0 komentar:
Posting Komentar