Admin : AA H. RONY KP.SABRANG, JAWILAN - SERANG - BANTEN 42177.Telp. +6281280485019 (Indonesia) dan +967715138399 (Yemen).
بـــسـم الله الرحمن الرحيم السّـلام عليكم ورحمة الله وبركاتـه بعد تحــية وبعــد ...... شهر رمضان المبارك والمعظم === أبعث لسعادتكم === بأخلص التهاني وأطيب التمنيات والأماني بالشهر الفضيل, تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم, قيامنا وقيامكم... سائلين الله أن يعيده علينا وعليكم بالصحة والسعادة وأن يجعل الله العلي القدير هذا الشهر عليكم مباركا خيرا ويمنا.. وعلى أمتنا الإسلامية تقدما وازدهارا... وكل عام وأنتم والجميع بخير ولكم مني جزيل الشكر والتقدير وجزاكم الله الخير. والسّـلام عليكم ورحمة الله وبركاته أخوكم في الله الحاج بكراني لاتار
AA H. RONY DAN KELUARGA BESAR DI SABRANG SERTA SELURUH MASYARAKAT JAWILAN MENGUCAPKAN "SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1434 H SEMOGA KITA BISA MENJADI LEBIH BAIK DI HARI-HARI YANG AKAN DATANG"

MASJID NABAWI SEPANJANG 14 ABAD

Dalam kitab Shahih Bukhari dan Sahih Muslim, Rasululloh SAW, bersabda :
“Tidak diupayakan dengan bersusah payah untuk bepergian jauh, kecuali ke ketiga masjid; ke masjidku, masjid Al Haram dan ke masjid Al Aqsha.”

“(Menunaikan) sholat di masjidku adalah lebih baik daripada (menunaikan) seribu kali sholat di masjid-masjid lainnya, kecuali di Masjid Al Haram.”


Tanah Masjid Nabawi semula adalah sebuah lahan milik dua anak yatim, Suhail dan Sahal. Lahan itu kemudian dijual kepada Rasululloh SAW untuk membangun masjid.
Rasululloh SAW membangun masjidnya yang mulia dua kali, yaitu pada tahun 1 H dan 7 H.
Pondasinya dibuat dari batu dan dindingnya dari batu bata. Atapnya dibuat dari pelepah dan daun korma. Rasululloh SAW ikut serta membangun masjid tersebut bersama para sahabat. Beliau mengangkut batu-batu dan batu bata bersama mereka.

Buku-buku sejarah Madinah Munawwarah mengutip riwayat yang menunjukkan bahwa setiap yang ditambahkan ke Masjid Nabawi adalah termasuk masjid Nabi SAW.
Ibnu Syabh dan Yahya Ad Dilami meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasululloh SAW bersabda;
“Seandainya masjid ini diperluas hingga ke San’a (Yaman), maka ia tetap sebagai masjidku.”

MIHRAB NABAWI

Tidak ada mihrab di Masjid Nabawi pada masa Rasululloh SAW dan masa Khulafaur Rasyidin.
Mihrab yang ada sekarang dibangun oleh Al Asyraf Qaitabi. Tempat Rasululloh SAW menunaikan sholat bersama para sahabat sebagai imam kearah Ka’bah terletak di ujung barat dari lengkungan mihrab itu.

PILAR-PILAR DI DALAM MASJID NABAWI

1. Tiang Al Mukhallaqah, tiang yang menjadi tanda sholat Nabi SAW.
2. Tiang As Sayyidah A’isyah, tiang ketiga dari arah mimbar Nabi dan ketiga dari arah kubur Nabi serta ketiga dari arah kiblat (selatan). Dikenal juga dengan tiang Muhajirin, karena para muhajirin biasa berkumpul di dekat tiang ini.
3. Tiang At Taubah, dikenal juga tiang Abu Lababah. Abu Lababah bin Munjir Al Anshari pernah mengikatkan diri di tiang ini selama beberapa belas malam setelah di khianati oleh orang Yahudi Bani Quraidhah.
4. Tiang tempat penjagaan, dinamai juga tiang Ali Bin Abi Thalib, karena beliau sering menunaikan sholat ditempat itu.
5. Tiang tempat tidur, tiang yang menempel ke pagar. Nabi SAW pernah punya tempat tidur dari pelepad dan daun korma yang diletakkan dekat tiang ini.
6. Tiang para utusan. Rasululloh SAW sering duduk disitu menerima para delegasi Arab. Dikenal juga tiang MAjlis Al Qiladah.
7. Tiang segi empat kubur Nabi SAW, dinamai juga Maqam Jibril.
8. Tiang Tahajjud, letaknya di belakang rumah AsSayyidah Fatimah ra. Rasululloh SAW menunaikan sholat tahajjud disitu, setelah orang-orang pulang.



AR-RAUDHAH YANG DISUCIKAN ALLOH SWT

“Tempat yang ada diantara rumahku dan mimbarku adalah suatu taman dari taman-taman syurga.”
Demikian bunyi sebuah hadits Nabi yang diriwayatkan di dalam dua kitab hadits Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Dalam kitab Shahih Bukhari ada tambahannya,
“dan mimbarku itu ada dikolamku (di akhirat nanti).”

PERLUASAN MASJID NABAWI

Setelah Masjid Nabawi diperluas oleh Rasululloh SAW, maka masjid Nabawi juga pernah diperluas oleh Khalifah Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Kemudian oleh Al Walid bin Abdul Malik, lalu oleh Al Mahdi Al ‘abbasi, setelah itu oleh Asyraf Qaitabi, sesudah itu oleh Sultan Abdul Majid Al Utsmani, dan akhirnya oleh Raja Abdul Aziz Ali Su’ud. Disamping perluasan itu, mereka juga melakukan pemugaran dan perbaikan.

RUMAH NABI (KAMAR SUCI)

0 komentar:

=============================================================
SOBAT SILAHKAN KIRIMKAN TULISAN ANDA DI KISAH JAWILAN
=============================================================
Nama
Email
No HP
Belajar
Judul
Kategori
Tulisan
Pesan

kirimkan Photo Penulis ke email : bakronilatar@yahoo.co.id Terimakasih Telah Berpartisipasi Tulisan di Kisah Jawilan, setelah mengirimkan tulisan mohon sms ke aa Rony di +6281280485019


=======================================================================
Komentar Terbaru
VISITOR KISAH JAWILAN MOHON TINGGALKAN PESAN DISINI

Mari Gabung Disini !!!

KISAH JAWILAN DAN NEGERI SABA' © 2008 Por A H.RONY