PERAN ILMUWAN MJUSLIM DI ERA KEBANGKITAN ISLAM

Penulis: Abdul Haris Mahmudi
Di tulis kembali oleh: Idil Hendra AT

Sebagaimana di ketahui Ummat Islam turun kemuka bumi ini pertama kali memuat perintah membaaca (al ‘alaq 1-5 ).Dalam surat al alaq yang turun di sa’at nabi Muhammad saw bberkhalwat di gua Hira itu Allah swt memerintahkan manusia untuk membaca kejadian alam atau lingkungan.Dengan kata lain,Allah memerintahkan manusia untuk mendalami ilmu pengetahuan.
Surat al ‘alaq 1-5 di turunkan sebelum Allah menurunkan ayat ayat tentang shalat,zakat,puasa,haji,dan lain sebagainya.Ini mengisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan adalah sangat penting sekali.Sebagaimana di tegaskan dalam sebuah hadits “man arada Ad dunya fa ‘alaihi bil ‘ilmi,Man aradaa al akhirata fa ‘alaihi bil ‘ilmi.Man rada huma fa’alaihi bil ‘ilmi” (Siapa yang menginginkan keduniaan,maka harus dengan ilmu.Siapa yang menginginkan Akhirat,maka dengan ilmu.Dan siapa yang menginginlkan keduanya, maka harus dengan ilmu).
Hal ini dapat di pahami sebab ilmu pengetahuan bisa bermanfaat bagi manusia di dunia ini ataupun di akhirat kelak.Ilmu pengetahuan bisa untuk meraih keinginan-keinginan tterhadap keduniaan seperti kekayaan,kesenangan, dan sebagainya.Ilmu pengetahuan bisa pula untuk meningkatkan keimanan atau tauhid seseorang.Dan pada gilirannya bisa membaikkan akhlaq,meningkatkan kwantitas ibadah dan dzikrullah.O;eh karena pentingnya ilmu pengetahuan ini ada semacam slogan,”Siapa yang ingin menguasai dunia, Maka harus menguasai pendidikan”.Seperti di sadari,pendidikan adalah salah satu bentuk transformasi ilmu pengetahuan.Karena itu,siapa yang menguasai pendidikan berarti ia mengguasai transspormasi ilmu pengetahuan dengan lebih baik.Dan,ia pula yang menguasai tata dunia ini.
Peran ilmu pengetahuan terhadap terhadap kehidupan manusia atau kemajuan bangsa sudah banyak terbukti dan teruji kebenarannya.bangsa Arab menjadi sebuah negara maju,di kenal oleh dunia international,serta di segani oleh mereka adalah berkat diturunkannya al Quran kepada mereka.Dengan al Quran negara-negara di jazirah Arab tergugah untuk melangkah ke depan dan berkiprah nyaata mengisi sejarah. Puncak kejayaan mereka di capainya ketika pemerintah di tang an Bani Abbasiyah.Waktu itu muncul sejumlah ilmuwan di bidangnya masing0-masing,yang di akui kehebatannya oleh ilmuwan di daratan Eropa.Dengan al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuann mereka mampu meletekkan dasar-dasar ilmu pengetahuan sebagaimana bisa di nikmati pada masa sekarang.
Kemunduran Ummat Islam pada sa’at ini juga karena ilmu pengetahuan.Ummat Islam di belahan bumi manapun masih jauh ketinggalan di bandingkan bangsa Barat.Ummat Islam belum mampu merumuskan atau menerjemahkan kembali ajaran Islam yang sarat dengan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang.Bahkan,Ummat Islam terjebak dalam kondisinya sendiri sehingga menjadi konsumer ilmu pengetahuan produk bsngsa-bangsa Barat yang jauh dari nilai Ilahiyyah atau nilai-nilai kemanusiaan.Dan pada gilirannya ilmu pengetahuan yang di milikinya cenderung terlepas dari ruh-ruh al Quran.
Akibatnya,Ummat islam jauh pula dari ajaran Islam dalam al Quran dan as Sunnah yang memiliki kebenaran mutlak dan memiliki konsep-konsep ideal secara mendasar tentang berbagai bidang kehidupan manusia.Al Islamu mahjubun bil muslimin (Islam tertutupi,atau terhalangi atau kurang kebagusannya akibat peril;aku ummat Islam yang jauh dari ajaran Islam).
Sementara itu,pada sisi lainnya,bangsa Baarat memiliki keunggulan dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan secara universal.Ilmu pengetahuan yang lebih mengacu dan mengarah pada kehidupan nyata manusia lebih di kuasai oleh bangsa-bangsa barat.Ini karena semangat mencari ilmu pengetahuan mereka yang sangat tinggi. Semangat ber “iqra” mereka melebihi semangat ummat Islam sa’at ini dalam hal yang sama.Namun satu hal yang jadi kelemahan bangsa barat bahwa ilmu pengetahuan mereka terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan dan juga nilai-nilai Ilahiyah.Dengan kata lain,Ilmu pengetahuan mereka terlepas dari semangat menuhankan Allah swt.sebagai pemberi ilmu pengetahuan itu.Konsekuensi logisnya,Ilmu pengeetahuan produk bangsa Barat,Tidak di gunakan untuk kemaslahatan bersama di antara manusia,tidak untuk meninggikan kemahabesaran Allah swt.Dan cenderung untung keuntungan materi.Bahkan,dalam takaran tertentu,Ilmu pengetahuan mereka di gunakan untuk kerusakan lingkungan hidup,baik secara langsung ataupun tidak langsung.Ilmu pengetahuan mereka sering di gunakan untuk membunuh sesamanya demi keuntungan duniawiyah belaka.
Dominasi ilmu pengetahuan Barat sa’at ini semakin jelas nampak negatifnya.Perang antar bangsa,Ideologi,etnis,agama,dan sebagainya tidak terlepas dari akibat di salah gunakannya ilmu pengetahuan oleh bangsa-bangsa barat.Semakin menipisnya lapisan ozon,sedikitnya curah hujan dari tahun ke tahun,atau semakin berkurangnya sumber air di beberapah kota besar juga akibat pengaruh ilmu pengetahuan bangsa Barat yang kurang mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan.
Realitas sebagaimana yang di kemukakan di muka,menjadi tugas dan sekaligus tantangan bagi ulama atau ilmuwan muslim di masa mendatang.Ulama atau Ilmuwan Muslim mendapat tanggung jawab tidak terbatas menyampaikan tauhid kepada manusia,mengajarkan shalat,mengajarkan zakat,haji,dan sebagainya.Ulama dan Ilmuwan Muslim tidak hanya berkewajiban menyampaikan ajaran-ajaran Islam secara ritualistic saja.Namun,di tuntut pula untuk berpartisipasi kongkret menyelamatkan keerusakan alam semesta yang semakin transparan.Mereka di tuntut ikut merumuskan etika global penyelamatan bumi secara kongkkret.Semua itu bisa di lakukan dengan pendekatan agama ataau pendekatan Qur aniyyah.Karena al Quran sarat dengan ilmu pengetahuan.
Sarana kongkretnya,peran ulama atau Ilmuwan Muslim era kebangkitanummat Islam,khususnya untuk memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan demi kemaslahatan bersama seluruh Ummat manusia adalah:
Pertama:
Meningkatkan kualitas tauhid.Ini khususnya diperuntukkan bagi ummat Islam,dan juga manusia secara umum.Tauhid yang tertanam dalam jiwa manusia secara utuh dan mendalam akan mendorong baginya untuk selalu berkiprah secara positif dan menguntungkan ummat manusia secara umum.Bymi dan alam seisinya di pandang bukan untuk kepuasan duniawi yang bersifat sementara saja.Namun,di sadari sebagai suatu anugerah Allah swt yang Maha Kuasa untuk bekal hidup di dunia ini dalam rangka menjalani tugas utama sebagai khalifatullah di muka bumi.
Dengan tauhid yang mendalam,manusia akan memandang dunia ini sebagai alat menuju akhirat,dunia sebagai penunjang hidup menuju kehidupan sebenarnya di akherat kelak.Sehingga manusia tidak geggabah dalam memanfa’atkan kekayaan alm semesta ini,tidak menimbulkan kerusakan,namun justru menjaga kelestariannya atau memperbarui kembali.
Kedua:
Merumuskan konsep ilmu pengetahuan di berbagai bidang apapun hasil interpretasi wahyu.konsep ideal dalam Al Quran atau as Sunnah tentang aneka bidang kehidupan manusia menuntut ulama dan ilmuwan Muslim untuk menerjemahkannya kedalam kehidupan manusia secara cerdas.hasil interpretasi atau penapsiran tentang berbagai kehidupan manusia akan menjadi seperangkat ilmu pengetahuan yang mengacu kepada fitrah kemanusiaan dan tidak terlepas dari nilai ketuhanan.
Hal serupa pernah di lakukan oleh ilmuwan Muslim pada masa kejayaannya dahulu.Produk ilmu pengetahuan mereka secara kongkret terbukti menuju kemaslahatan ummat dan tidak merusak.Rekayasa ilmu pengetahuan mereka juga mendorong ummat manusia mentauhidkan Allah swt Yang Maha Satu,Mendorong manusia untuk meningkatkan kualitas pengabdian kepada Pencipta alam semesta dan meningkatkan kualitas dzikrullah mereka,dan meningkatkan kebagusan akhlaq mereka.Ilmu pengetahuan hasil interpretasi mereka meningkatkan semangat hidup,semangat aktivitas atau etos kerja,dan semangat jihad mereka.
Apa yang telah di capai oleh ilmuwan Muslim pada masa kejayaannya menjadi pendorong fagi Ulama dan ilmuwan-Ilmuwan Muslim sekarang untuk berbuat hal yang sama.Akal yang di karuniakan kepada setiap manusia termasuk Muslim perlu di pungsikan secara baik dan maksimal.
Ketiga:
Memadukan kembali ilmu pengetahuan produk Barat sekarang dengan konsef Qura’ni.Ilmu pengetahuan bangsa Barat yang di tengarai kurang mengacu pada kemaslahatan manusia dan terlepas dari nilai-nilai Ilahiyyah sudah sa’atnya di modifikasi kembali sebagaimana asalnya.Para Ilmuwan sepakat,khususnya Ilmuwan Muslim bahwa ilmu pengetahua Barat sekarang ini berakar dari khazanah keilmuwan orang-orang Islam pada masa kejayaannya.Ilmu pengetahuan yang sebelumnya sangat mengacu pada kemaslahatan manusia dan tidak terlepas dari nilai-nilai Ilahiyyah di modifikasi ol;eh Barat sehingga hilang “Ruh”.Dan pada gilirannya,produk ilmu mereka secara global cenderung bukan untuk kemakmuran manusia secara manusiawi.Namun,lebih banyak bersifat destruktif.Seperti,untuk memproduk persenjataan yang akhirnya di pergunakan untuk perlombaan senjata dan peperangan
Sekedar menyebut contoh lainnya,di bidang kesehatan banyak bukti-bukti sosial bahwa rekayasa kedokteran mereka tidak untuk menolong orang lemah atau sakit.Namun,cenderung untuk keuntungan secara material,Untuk membunuh secara perlahan dan sembunyi,dan sudah mengarah pada rekayasa genetika yang kurang selaras dengan fitrah kemanusiaan dari Allah swt.
Dengan di padukannya konsef ilmu pengetahuan Barat dengan konsef Qura’ni ini akan melahirrkan suatu konsef ilmu pengetahuan baru yang lebih baik dan manusiawi.pemaduan ini bisa di tempuh Ulam a atau Ilmuwan Muslim sebelum mampu merumuskan konsef ilmu pengetehuan hasil interpretasi wahyu Allah swt.secara ideal sebenarnya summat Islam harus mampu merumuskan tersendiri konsef ilmu pengetahuannya.Namun,jika ini belum memungkinkan bisa dilakukan langkah pemaduan atau modifikasi Ilmu pengetahuan Barat itu.
Keempat:
Mengislahkan ilmuwan Barat atau ilmuwan Muslim yang kebarat-baratan.Sssaran langkaah ini adalah mentalitas mereka.Hati mereka perlu di sadarkan dan akal mereka perlu di isi dengan wawasan kemanusiaan secara manusiawi atau selaras dengan fitrah manusia.Tumbuhnya wawasan kemanusiaan secara utuh dan kesadaran sosial mereka akan mempengaruhi produk atau hasil rekayasa mereka.Konsef-konsef kemanusiaan dari Al Quran dan As Sunnah bisa menjadi acuan pokok dan utama untuk mengislahkan mereka meskipun secara aqidah mereka belum beriman.
Jika langkah ini mencapai hasil,akan muncul ilmuwan-ilmuwan Barat yang mencipta ilmu pengetahuan yang selaras dengan fitrah kemanusiaan.Produk ilmu pengetahuan mereka bukan untuk memperbanyak persenjataan,untuk perlombaan senjata atau untuk peperangan yang memakan korban jiwa.Namun semata-mata untuk menolong sesama manusia yang memerlukan pertolongan.
Setidak-tidaknya empat peran ini yang perlu mendapat perhatian ilmuwan-ilmuwan muslim dalam memasuki era kebangkitan Islam abad lima belas hijriyah.
Wallahu a’lam bishshawab.