Pendahuluan
Belum lama ini -tepatnya di penghujung tahun 2008- telah terjadi guncangan ekonomi dunia berupa krisis pangan dan bahan bakar minyak yang cukup merepotkan beberapa negara maju, sampai-sampai perekonomian mereka mengalami kontraksi yang cukup signifikan, terutama “dirasakan” oleh negara adidaya Amerika Serikat yang menghadapi financial crisis. Meskipun beberapa pakar masih memprediksikan sejauh ini krisis itu belum melewati masa kritisnya, namun fakta telah membuktikan bahwa ini merupakan krisis yang terhebat sepanjang sejarah, disebabkan karena sistem kapitalisme yang digunakan mengalami goncangan yang sangat dahsyat.
Dimulai dari bangkrutnya bank raksasa Lehman Brothers dan perusahaan finansial raksasa Bear Stearns, hingga jatuhnya perusahaan asuransi terbesar AIG (American International Group). Ini disebabkan karena pola transaksi yang mereka gunakan berbasis bunga. Berdasarkan data IMF, saat suku bunga di tahun 2002 dan 2003 turun di bawah 2% dan mencapai puncaknya pada 2004 menjadi hanya 1%, masyarakat Amerika memanfaatkan rendahnya suku bunga itu dengan berbondong-bondong melakukan transaksi melalui mortgage .
Padahal penduduk Amerika yang negaranya berbasis sistem kapitalisme , dalam kasus perumahan misalnya, warganya terlalu memaksakan diri untuk mengambil kredit. Kita mungkin banyak yang belum tahu, bahwa national income (Pendapatan Nasional) Amerika jauh lebih kecil dibandingkan dengan utang yang dimiliki, dengan kata lain Amerika bukan negara yang produktif, alias sesuai dengan istilah "besar pasak dari pada tiang". Hal ini bisa dilihat dari besarnya biaya pembelanjaan militer negeri koboi itu menyebabkan krisis ekonomi sejak tahun 2007 lalu. Selain itu, hutang luar negeri amerika serikat tidak kalah dengan hutang Indonesia, bahkan hutang salah satu kota besar di negari paman sam itu, sama besarnya dengan hutang negara kita. Cukup mengagetkan bukan? selengkapnya DWONLOAD DISINI
Oleh: A. Syukron Amin *)
0 komentar:
Posting Komentar